Tingkatkan Kualitas Produk, SesKemenKopUKM Dorong Koperasi Masuk PMO Kopi Nusantara

Melalui PMO Kopi Nusantara ini, Arif berharap akan terbentuk ekosistem industri kopi Indonesia yang dapat menyejahterakan seluruh kelompok, khususnya para petani.

Butuh Investor

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Koperasi Produsen Gunung Luhur Berkah (GLB) Miftahudin Shaf menjelaskan, Koperasi Produsen GLB melalui usaha berkebun telah mencetak perkebunan kopi yang di antaranya berlokasi di Kabupaten Subang, Cianjur, dan Bogor. Di bidang pertanian, Koperasi Produsen GLB juga dipercaya BAPPEBTI sebagai pengelola gudang dalam Sistem Resi Gudang (SRG) Kopi, Padi, dan Gabah.

“Terdapat tiga gudang yang berhasil dikelola, yakni Gudang SRG Sri Ampeli, Gudang SRG Rizki Wijaya, dan Gudang SRG Mitra Tani,” kata Miftahudin.

Miftahudin pun mengapresiasi berbagai kebijakan dan dukungan dari KemenKopUKM terhadap pengembangan koperasi dalam menjalankan usaha, khususnya untuk Koperasi Gunung Luhur Berkah. Di antaranya, bisa mendapatkan pendampingan kelembagaan dari Agriterra, adanya fasilitasi pendampingan Sertifikasi HACCP, dan tenaga pendampingan bagi koperasi untuk mendapatkan Sertifikasi Fair Trade.

Lebih lanjut, Miftahudin menjelaskan Koperasi Produsen Gunung Luhur Berkah merupakan koperasi yang memiliki fokus kegiatan usaha di bidang perkebunan dari hulu sampai hilir dari mulai pembenihan, budidaya, pascapanen sampai dengan trading. Serta menjadi satu-satunya koperasi di Jawa Barat yang telah memiliki izin pengelolaan gudang dalam resi gudang untuk komoditas kopi.

Untuk pengembangan usaha kopi, Koperasi Produsen GLB yang beromzet Rp17 miliar pada 2023, membutuhkan banyak investor untuk mengolah potensi 10 ribu hektare hasil kerja sama lahan dengan Perhutani.

Hitungannya, dengan investasi sebesar Rp50 juta per hektare, akan mendapatkan sekitar 2500 pohon. Itu sudah termasuk biaya bibit, penanaman, perawatan, hingga panen. “Ini akan menghasilkan saat memasuki usia 2 tahun, dan di tahun keempat modal sudah bisa kembali,” kata Miftahudin.

Memasuki tahun keempat, kata Miftahudin, akan sudah masuk tahap profit revenue sharing sebesar 30 untuk koperasi dan 70 untuk investor. “Tiap tahun, harga kopi selalu meningkat, tak pernah ada kata turun,” kata Miftahudin.

Apalagi, kata Miftahudin, Koperasi Produsen GLB sudah memiliki mitra Offtaker di Mesir (Alpostan Company), Arab Saudi (Al-Sahabh Trading Company dan Abdul Wahid Trading Co), Lebanon (Arc Build/Ghaleb K Faour), dan Indonesia (PT Perusahaan Perdagangan Indonesia, PT Sulotco Jaya Abadi, dan Mayora).

Komentar