Jurnalpatrolinews – Jakarta : Tragedi bertambah di Suriah, sedikitnya 75 orang di kedua belah pihak tewas ketika pemberontak berusaha mematahkan blokade Presiden Bashar al-Assad selama berbulan-bulan di daerah Ghouta, timur Damaskus.
Rami Abdurrahman dari Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris memperkirakan bahwa hampir 30 pejuang berasal dari pemberontak terkait al Qaeda dari Front Nusra dan ISIS di Irak dan Levant, dengan sisanya pasukan pemerintah baik dari Irak atau Suriah.
Sementara itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa menyebut krisis pengungsi yang diakibatkan oleh perang saudara selama hampir tiga tahun sebagai yang terburuk dalam satu generasi — bahkan lebih besar dari apa yang terjadi setelah genosida di Rwanda.
Terlebih lagi, laporan baru oleh thinktank yang berbasis di Inggris, Oxford Research Group mengatakan lebih dari 11.000 anak tewas dalam konflik tersebut,  termasuk ratusan menjadi sasaran penembak jitu.
Komentar