Dewa Perang Buat China ‘Ngamuk’, Ini Fakta Terbarunya!

JurnalPatroliNews – Jakarta, Patung Guan Yu di China resmi dibongkar dan dipindahkan. Pemindahan patung ‘Dewa Perang’ ini menelan biaya US$ 46 juta atau sekitar Rp 654 miliar (asumsi Rp 14.200/US$).

Padahal saat dibangun pada 2016, patung perunggu tokoh zaman Dinasti Han tersebut hanya menelan US$ 26 juta (Rp 370 miliar). Melihat perbedaan biaya pembuatan dan relokasi, pejabat anti korupsi lokal marah.

Mereka menyebut ada pemborosan dan meminta pengawasan lebih ketat. “Ini adalah pemborosan lebih dari 300 juta yuan (US$ 46 juta). Pertama, itu dibangun secara ilegal dan kemudian dipindahkan,” kata pejabat setempat, dikutip Insider.

Patung raksasa setinggi 58 meter dengan berat 1.200 ton di Jingzhou, di provinsi tengah Hubei ini akan dipindahkan ke Dianjiangtai. Itu adalah kawasan wisata yang tidak terlalu mencolok yang jaraknya sekitar lima mil dari lokasinya saat ini.

China memang terkenal memiliki banyak patung raksasa, dari Budha hingga dewi. Ada juga patung pendiri China Mao Zedong, replika sphinx Mesir berukuran penuh, dan Marilyn Monroe raksasa.

Bahkan pada September ini, Ulanqab alias ‘kota kentang’ China, mewacanakan membangun patung kentang raksasa dua kali ukuran bangunan biasa untuk merayakan warisannya.

Ini menjadi semacam fenomena di beberapa kota di China. Lalu mengapa China kerap membangun banyak patung-patung raksasa? Bagaimana faktanya?

Dilansir dari Worldcrunch, dalam beberapa tahun terakhir, otoritas lokal di China memang sering berlomba untuk menciptakan IP (kekayaan intelektual). Biasanya dalam bentuk bangunan di kota mereka.

Lambat laun perlombaan ini malah menimbulkan konsekuensi negatif. Karena kebanyakan tidak ditujukan untuk kepentingan rakyat.

Mirisnya, gedung-gedung tinggi pemerintah yang muncul di kota-kota regional termiskin negara tersebut. Ini selama bertahun-tahun menjamur di banyak pelosok China.

Inilah yang membuat munculnya istilah white elephants, yakni proyek pembangunan besar-besaran yang tidak terpakai, muncul. Patung raksasa Guan Yu adalah salah satunya.

Dari sisi desain, selain karena kurangnya kreativitas dari otoritas lokal China, banyak patung atau gedung-gedung besar yang merusak penampilan kota. Maka tak heran lokasi-lokasi tersebut tidak banyak dikunjungi warga.

Kini, untuk menghentikan pembangunan, Kementerian Perumahan dan Pembangunan Perkotaan-Pedesaan China mengeluarkan peraturan baru. Ini dilakukan guna menghindari penyimpangan pemerintah daerah dari kebutuhan riil masyarakat, pemborosan biaya yang konyol, dan konsumsi energi berlebihan.

(cnbc)

Komentar