Dipicu Penangkapan Bassem al-Saadi, Kembali..! Israel Siapkan Operasi Udara di Gaza Akan Berlangsung Seminggu!

JurnalPatroliNews – Jakarta – Gaza memanas. Militer Israel menyatakan tengah mempersiapkan operasi udaranya di Gaza yang akan berlangsung selama seminggu.
Dilansir dari kantor berita AFP, Sabtu (6/8/2022), militer Israel juga menyebut bahwa saat ini tidak ada pembahasan tentang gencatan senjata dengan kelompok gerilyawan Palestina, Jihad Islam.

“Militer sedang mempersiapkan operasi untuk satu minggu dan saat ini tidak mengadakan negosiasi gencatan senjata,” kata seorang juru bicara militer Israel kepada AFP, membenarkan laporan di media Israel.

Pasukan Israel kembali menggempur Gaza dengan serangan-serangan udara pada hari Sabtu (6/8) ini.

Kelompok Jihad Islam membalas dengan rentetan tembakan roket, dalam eskalasi kekerasan terburuk di wilayah itu sejak perang tahun lalu.

Dilansir dari kantor berita AFP, Israel mengatakan pihaknya terpaksa meluncurkan operasi

“pre-emptive” terhadap Jihad Islam, bersikeras bahwa kelompok itu merencanakan serangan menyusul ketegangan berhari-hari di sepanjang perbatasan Gaza.
Otoritas kesehatan di Gaza, daerah kantong Palestina yang dikendalikan oleh kelompok Hamas, mengatakan bahwa 10 orang telah tewas akibat serangan-serangan udara Israel tersebut. Korban tewas termasuk seorang anak perempuan berusia lima tahun, dengan 79 orang lainnya terluka. Militer Israel memperkirakan bahwa operasinya telah menewaskan 15 gerilyawan.
Jihad Islam mengatakan bahwa gempuran Israel di Gaza sama dengan “deklarasi perang”.

Kelompok itu pun membalas dengan menembakkan rentetan roket ke Israel.
Eskalasi mematikan terbaru di Gaza ini dipicu oleh penangkapan yang dilakukan Israel awal pekan ini di Tepi Barat terhadap Bassem al-Saadi, seorang anggota kunci Jihad Islam yang dipersalahkan Israel karena mengatur serentetan serangan.

Israel bersikeras bahwa Jihad Islam di Gaza berencana untuk menyerang Israel selatan sebagai pembalasan atas penangkapan Saadi. Israel pun melakukan operasi yang disebut oleh militer Israel sebagai serangan “pre-emptive”.

Komentar