Jenderal Inggris: Potensi Perang dengan Rusia Saat Ini Mencapai Puncaknya Sejak Perang Dingin

JurnalPatroliNews – Jakarta – Meningkatnya ketegangan antara Belarus dan Polandia memicu kekhawatiran akan pecahnya konflik antara negara-negara Barat dan Rusia.

Kepala Staf Angkatan Bersenjata Inggris, Jenderal Sir Nick Carter bahkan menyebut potensi perang dengan Rusia pada saat ini lebih besar daripada kapan pun sejak Perang Dingin.

Carter yang akan segera mengundurkan diri pada akhir bulan ini mengatakan, Belarus mendorong para migran mencapai perbatasan Uni Eropa untuk mengacaukan kawasan.

Tindakan Minsk dinilai tidak akan dilakukan tanpa perintah dari Rusia.

“Saya pikir ini adalah kasus klasik dari jenis buku pedoman hibrida di mana Anda menghubungkan disinformasi dengan destabilisasi dan gagasan mendorong migran ke perbatasan Uni Eropa adalah contoh klasik dari hal semacam itu,” ujarnya, seperti dikutip The Independent.

Saat ini, sejumlah besar migran, banyak dari Timur Tengah, berada di sebuah kamp darurat di sisi perbatasan Belarus, dengan otoritas Polandia setiap hari melaporkan upaya baru oleh para migran untuk melanggar perpecahan.

Kementerian pertahanan Belarusia menuduh Polandia membangun militer yang belum pernah terjadi sebelumnya di perbatasan, dengan mengatakan kontrol migrasi tidak menjamin konsentrasi 15.000 tentara yang didukung oleh tank, aset pertahanan udara dan senjata lainnya.

Pada Jumat (12/11), Inggris mengumumkan mereka akan mengirim tim kecil personel angkatan bersenjata ke Polandia untuk memberikan dukungan teknis.

“Apa yang ditunjukkan adalah persatuan kami dengan Polandia dan fakta bahwa kami berdiri di samping Polandia melawan ancaman semacam ini,” tambah Carter.

Uni Eropa menuduh presiden otoriter Belarus, Alexander Lukashenko, mendorong penyeberangan perbatasan ilegal sebagai serangan untuk membalas sanksi Eropa terhadap pemerintahnya atas tindakan kerasnya terhadap protes domestik setelah pemilihannya kembali tahun 2020 yang disengketakan.

Belarus membantah tuduhan. Tetapi mereka mengatakan tidak akan lagi menghentikan pengungsi dan migran dari mencoba memasuki Uni Eropa. 

Komentar