Jumlah Korban Longsor di TPA Sampah Kampala Meningkat Menjadi 21 Orang

JurnalPatroliNews – Kampala,- Jumlah korban tewas akibat longsor di tempat pembuangan sampah besar di ibu kota Uganda, Kampala, meningkat menjadi 21 orang, menurut laporan polisi pada Minggu (11/8). Tim penyelamat terus bekerja keras untuk mencari korban selamat di bawah reruntuhan sampah yang runtuh tersebut.

Longsor terjadi pada Jumat 9 Agustus 2024 malam setelah hujan deras mengguyur kota selama beberapa pekan terakhir. Gundukan sampah besar di satu-satunya tempat pembuangan akhir (TPA) kota itu runtuh, menghancurkan dan mengubur rumah-rumah yang berada di sekitarnya saat penduduk sedang tertidur lelap.

Presiden Uganda, Yoweri Museveni, dalam pernyataannya menginstruksikan Perdana Menteri untuk mengkoordinasikan evakuasi seluruh penduduk yang tinggal di sekitar lokasi TPA Kiteezi tersebut. Pemerintah Uganda juga telah memulai penyelidikan untuk mengungkap penyebab longsor dan akan mengambil tindakan terhadap pejabat yang terbukti lalai dalam menjalankan tugasnya.

Hingga saat ini, sebanyak 14 orang telah berhasil diselamatkan dari reruntuhan, menurut juru bicara polisi, Patrick Onyango. Namun, jumlah korban yang masih terperangkap di bawah longsoran sampah tersebut belum dapat dipastikan. Palang Merah Uganda juga telah mendirikan tenda-tenda darurat di sekitar lokasi untuk menampung warga yang kehilangan tempat tinggal akibat bencana tersebut.

TPA Kiteezi telah berfungsi sebagai satu-satunya tempat pembuangan sampah di Kampala selama beberapa dekade dan telah membentuk bukit besar dari akumulasi limbah. Penduduk sekitar telah lama mengeluhkan dampak negatif dari limbah yang mencemari lingkungan dan mengancam kesehatan masyarakat.

Upaya pemerintah kota untuk mendapatkan lokasi TPA yang baru telah berlarut-larut selama bertahun-tahun, sementara tragedi serupa terus terjadi di berbagai wilayah di Afrika akibat pengelolaan limbah kota yang buruk. Pada tahun 2017, longsoran sampah di Addis Ababa, Ethiopia, menewaskan setidaknya 115 orang. Sementara itu, pada tahun 2018, bencana serupa di Maputo, Mozambik, menelan korban jiwa sebanyak 17 orang.

Komentar