JurnalPatroliNews– Jakarta – Pemerintah Korea Utara (Korut) telah menanggapi laporan dari Korea Selatan (Korsel) yang menyebutkan bahwa mereka mengirimkan pasukan untuk membantu Rusia di Ukraina.
Pernyataan ini disampaikan oleh seorang perwakilan Korut selama Sidang Umum PBB di New York, pada Senin (21/10/2024).
Sebelumnya, badan intelijen Seoul melaporkan bahwa Pyongyang telah mengerahkan “pasukan skala besar” untuk mendukung sekutunya, dengan klaim bahwa 1.500 pasukan khusus telah berlatih di Timur Jauh Rusia dan siap untuk dikerahkan ke garis depan perang di Ukraina.
Menanggapi laporan tersebut, delegasi Korut menyebutkan bahwa klaim dari Korsel adalah rumor yang tidak perlu ditanggapi lebih lanjut.
“Pernyataan Seoul bertujuan untuk mencemarkan citra DPRK dan merusak hubungan yang sah, bersahabat, dan kooperatif antara dua negara berdaulat,” ujar perwakilan itu dalam rapat komite, sebagaimana dilaporkan oleh AFP.
Sejak serangan Rusia ke Ukraina pada tahun 2022, hubungan antara Pyongyang dan Moskow semakin erat. Seoul dan Washington mengklaim bahwa pemimpin Korut, Kim Jong Un, telah mengirimkan senjata untuk digunakan di Ukraina.
Media pemerintah Korut belum memberikan komentar terkait dugaan pengerahan pasukan tersebut. Sementara itu, Rusia juga belum mengkonfirmasi adanya pengerahan pasukan, tetapi membela kerja sama militernya dengan Korut. “Kerja sama antara Rusia dan Korut tidak ditujukan untuk melawan kepentingan keamanan Korsel,” ungkap Duta Besar Rusia untuk Korsel.
Korsel sendiri mengutuk keras dukungan Korut terhadap Rusia di Ukraina dan memperingatkan bahwa mereka “tidak akan tinggal diam” jika aliansi militer antara Korut dan Rusia terus berlanjut.
Dewan Keamanan Nasional Korsel menyatakan, “Korut yang telah menyediakan senjata berskala besar untuk Rusia dan mengirim pasukan ke perang agresi ilegal Rusia di Ukraina adalah ancaman signifikan, tidak hanya bagi negara kami tetapi juga bagi masyarakat internasional.”
Mereka menambahkan bahwa pemerintah akan menerapkan tindakan penanggulangan bertahap sebagai respons terhadap kemajuan kerja sama militer antara Rusia dan Korut.
Pernyataan ini sejalan dengan kekhawatiran yang diungkapkan oleh Amerika Serikat (AS) dan sekutunya mengenai Korut yang menyediakan senjata untuk Rusia, yang dianggap sebagai eskalasi berbahaya dalam konflik yang sedang berlangsung di Ukraina.
Di sisi lain, Kim Yo Jong, saudari Kim Jong Un, menyebut Ukraina dan Korsel sebagai “anjing jahat” yang dibesarkan oleh AS.
Ia juga menuduh Seoul mengirim pesawat nirawak ke Pyongyang. “Seoul dan Kyiv adalah mitra yang sama dalam mengeluarkan pernyataan sembrono terhadap negara-negara bersenjata nuklir tanpa kemampuan menindaklanjuti,” katanya.
Komentar