Kuil Aoi Aso Berusia 1.200 tahun Rusak, 54 Aset Budaya Jepang dan Warisan UNESCO Rusak Berat Diterjang Banjir dan Longsor

Jurnalpatrolinews – Tokyo : Sebanyak 54 aset budaya termasuk Situs Warisan Dunia UNESCO rusak diterjang banjir dan tanah longsor yang diakibatkan hujan lebat di Kyushu pada Rabu (15/7/2020).

Dilansir dari Japan Today, bangunan yang rusak itu termasuk dua Situs Warisan Dunia UNESCO yakni Tambang Batubara Miike dan Situs Kristen Tersembunyi di Nagasaki. Selain itu Kuil Aoi Aso yang sudah berusia 1.200 tahun juga rusak. Pemerintah juga melaporkan, banyak aset budaya yang dimiliki secara pribadi juga tak terselamatkan dari badai.

Tanah longsor menerjang 15 lokasi di tambang Miike yang juga masuk dalam daftar Warisan Dunia Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Amerika Serikat pada 2015. Situs ini merupakan bagian dari Situs Revolusi Industri Meiji Jepang.

Tambang yang terletak di Prefektur Fukuoka dan Kumamoto itu menjadi saksi industrialisasi di Jepang. Tepatnya berlangsung mulai pertengahan abad ke-19 hingga awal abad ke-20.

Kemudian Kuil Aoi Aso yang terletak di Hitoyoshi, Prefektur Kumamoto rusak karena diterjang banjir setelah Sungai Kuma meluap. Kuil ini sendiri disebut sebagai harta karun nasional Jepang pada 2008.

Dari total 54 aset yang terdampak, 21 di antaranya terletak di Prefektur Kumamoto. Pejabat dari Badan Urusan Budaya mengatakan mereka akan memulai pekerjaan restorasi dengan cepat untuk menyelamatkan aset budaya yang terdampak tersebut.

Menurut badan tersebut, langkah-langkah terhadap tanah longsor dan banjir melibatkan pekerjaan konstruksi besar, seperti peninggian tanah dan pembangunan benteng, tetapi sulit untuk memindahkan properti budaya dalam beberapa kasus. Langkah-langkah itu juga dapat merusak lanskap dan pemandangan.

Sebuah organisasi pelestarian aset budaya milik pribadi meminta masyarakat untuk mencari bantuan ahli dalam menangani aset yang rusak. Pemulihan aset yang rusak dimungkinkan dengan cara mengeringkannya dan menghindari jamur.

“Tolong jangan mengabaikannya hanya karena bangunan tertutup lumpur,” kata Kepala Kelompok Pelestarian Tsuguharu Inaba.

Kelompok ini telah terlibat dalam upaya pelestarian sejak gempa kuat mengguncang Kumamoto dan sekitarnya pada tahun 2016.

Sementara itu, hujan deras yang luar biasa lama telah merusak hampir 15.000 rumah di wilayah yang membentang dari barat daya ke timur laut Jepang. Hujan telah menyebabkan lebih dari 100 sungai meluap ke tepiannya dan sekitar 380 longsoran lumpur. (lk/*)

Komentar