Kunjungan Kamala Harris Ke Prancis Luput dari Media Lokal, Mungkinkah Paris dan Washington Masih Merasa Canggung Terkait Aukus?

JurnalPatroliNews – Jakarta – Beberapa waktu lalu media ramai memberitakan rencana kunjungan Wakil Presiden AS Kamala Harris ke Prancis. Namun, ketika kunjungan itu terlaksana pada pekan ini, sangat sedikit, bahkan mungkin nyaris tidak ada pers Prancis yang meliputnya.

Kedatangan Kamala Harris disambut hangat oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron. CNN dalam laporannya pada Jumat (12/11) menyebutkan bahwa Kamala Harris dan Macron terlihat bergandengan tangan setelah memberikan salaman ala Covid-19 di luar istana kepresidenan Elysée, pada Rabu (10/11).

“Saya dapat memberi tahu Anda bahwa orang Prancis sangat bangga memiliki Anda di sini,” kata Macron pada awal pertemuan bilateral mereka.

Macron kemudian mengajak Kamala Harris tur keliling istana dan menunjukkan meja presiden modern pertama Prancis Charles de Gaulle.

Ada banyak kegiatan Kamala harris selama kunjungan lima hari di Prancis yang disebut-sebut sebagai upaya memperbaiki hubungan setelah kericuhan Pakta AUKUS yang telah melukai Prancis.

Setelah melakukan pembicaraan dengan Macron, Harris dikabarkan menyampaikan pidato di Forum Perdamaian Paris, lalu makan malam dengan para pemimpin dunia, dan mengunjungi pemakaman Amerika. Namun, hampir tidak ada liputan tentang itu semua.

CBS menulis, itu bukan karena Prancis tidak peduli pada kehadirannya. Sebaliknya, kunjungan ini dikontrol dengan sangat ketat dan tidak ada acara publik terbuka di mana orang Prancis biasa bisa melihatnya.

Konon, media Prancis dibatasi untuk liputan ini. Satu-satunya reporter yang diizinkan menghadiri acaranya adalah mereka yang bepergian bersamanya dari Washington. Beberapa jurnalis Prancis telah mencoba untuk melakukan liputan dan berakhir sia-sia. Tidak satu pun permintaan wawancara dengan media Prancis dikabulkan.

Sejak kedatangannya pada Rabu, tiga hari dari lima hari agenda kunjungannya, sosok Kamala Haris menjadi tidak popular.

Keramahan Macron saat menyambut Harris serta senyum ceria Kamala Harris agaknya tidak dapat menutupi adanya hubungan kacau di antara kedua negara. Meski kedua pemimpin menggembar-gemborkan kemitraan mereka dalam segala hal mulai dari pertahanan hingga gangguan rantai pasokan, tidak adanya liputan tentang Harris tentu menimbulkan tanda tanya.

Sejak awal, perjalanan Kamala Harris adalah tentang memperbaiki pagar setelah Prancis merasa dikhianati dan dibutakan dengan perjanjian AUKUS. Bulan lalu Presiden Joe Biden bertemu dengan Macron dan menyatakan penyesalannya atas “kecerobohan” perjanjian tersebut yang membuat AS merasa kikuk terhadap Prancis. Selama pertemuan Harris dengan Macron, topik itu justru tidak muncul.

Macron, yang terkenal dengan keahlian diplomatiknya, menyebutkan bahwa AS dan Prancis berada “di awal era baru”.  Itu tidak berarti semua dimaafkan, atau dilupakan, tetapi tampaknya ada pilihan oleh masing-masing negara untuk membedakan variasi mereka — setidaknya untuk saat ini — dan pertimbangkan apa yang mereka miliki secara luas. 

Komentar