Muncul Masalah Baru! Kesenjangan Ekonomi Melanda Hongkong, Pasca Pandemi Covid-19

JurnalPatroliNews – Jakarta, – Hong Kong kembali mengalami permasalahan baru pasca pandemi Covid-19. Setelah sebelumnya banyak perusahaan yang angkat kaki dari wilayah China itu, kali ini masalah kesenjangan ekonomi mulai timbul.

Dalam rilis data lembaga amal Oxfam, satu dari empat warga Hong Kong yang hidup dalam kemiskinan menganggur tahun ini. Di sisi lain, rumah tangga terkaya di kota sekarang menghasilkan 47 kali lebih banyak dari yang termiskin.

Direktur Jenderal Oxfam Hong Kong Kalina Tsang mengatakan kondisi yang terjadi sebagai situasi ‘sangat parah’. Ini membuat jurang kesenjangan semakin besar.

“Gelombang kelima Covid telah memperlebar jurang antara si kaya dan si miskin di Hong Kong,” kata Tsang, merujuk pada wabah yang dipicu Omicron tahun ini.

Tsang juga menjelaskan bahwa dengan aturan Covid-19 yang masih berlaku di wilayah itu, ancaman resesi tetap timbul yang mengancam upah masyarakat Hong Kong.

“Karena pembekuan upah minimum, gaji tidak dapat mengejar inflasi dan … karena pandemi, banyak pekerjaan dengan keterampilan rendah tidak layak saat ini,” tambah Tsang.

Kelompok lansia termasuk di antara yang paling terpengaruh. Menurut data Oxfam, satu dari dua orang berusia 65 tahun ke atas yang tidak memiliki pekerjaan adalah orang miskin.

Lebih lanjut, Oxfam mengusulkan upah minimum per jam Hong Kong, yang tetap statis di 37,5 dolar Hong Kong (Rp 72 ribu) per jam ditingkatkan menjadi 45,4 dolar Hong Kong (Rp 88 ribu) per jam

Komentar