JurnalPatroliNews – Jakarta – Amerika Serikat tengah berupaya menghidupkan kembali United Nations Command (UNC) di Semenanjung Korea, yang memicu kecaman keras dari Korea Utara.
UNC, yang dibentuk pada 1950 selama Perang Korea, diduga akan menjadi alat perang baru bagi AS untuk melibatkan negara-negara lain dalam konfrontasi militer di kawasan Asia.
UNC awalnya dibentuk untuk mendukung Korea Selatan dengan bantuan personel militer dari 22 negara. Namun, meski gencatan senjata tercapai dan Majelis Umum PBB pada 1975 mengadopsi resolusi untuk membubarkan UNC, badan ini tetap beroperasi di bawah komando Amerika.
Pihak Korea Utara, melalui Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, menuduh AS mencoba menciptakan NATO versi Asia dengan menghidupkan kembali UNC.
Mereka menganggap tindakan ini sebagai provokasi yang bisa menggoyahkan stabilitas kawasan dan meningkatkan risiko perang di Semenanjung Korea.
“Kami menyebut tindakan konfrontatif AS dan sekutunya sebagai provokasi militer yang sangat berbahaya, yang dapat mengganggu keamanan dan mendorong kawasan ke dalam perang baru,” tegas juru bicara Korea Utara dalam sebuah pernyataan pada Senin (16/9).
Menurut Korea Utara, perluasan UNC akan menjadi langkah awal pembentukan NATO versi Asia, yang dapat membawa Asia-Pasifik ke dalam struktur baru Perang Dingin. Mereka menekankan bahwa Pyongyang akan terus mengambil langkah strategis untuk menghadapi segala ancaman dari pihak Barat.
“Kami akan melakukan segala tindakan penanggulangan untuk menghalangi langkah-langkah konfrontatif yang berpotensi mengganggu perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea,” tegasnya.
Komentar