Ini Alasan Arab Saudi dan UEA Diam Terkait Pembunuhan Ismail Haniyeh

JurnalPatroliNews – Jakarta – Sejumlah negara secara terang-terangan mengutuk pembunuhan terhadap pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, yang terjadi di Iran.

Mayoritas negara yang mengeluarkan kecaman adalah negara berpenduduk mayoritas Muslim, seperti Indonesia, Malaysia, Iran, Irak, Suriah, Aljazair, Qatar, Yordania, Oman, Yaman, Kuwait, Pakistan, dan Afghanistan.

Selain itu, beberapa negara non-Muslim seperti China dan Rusia juga mengecam keras pembunuhan yang diduga kuat dilakukan oleh Israel. Namun, muncul pertanyaan mengenai sikap diam beberapa negara berpenduduk mayoritas Muslim, termasuk Mesir, Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), dan Bahrain, yang belum mengeluarkan kecaman resmi.

Menurut laporan dari Middle East Monitor pada Minggu (4/8/2024), Arab Saudi sejauh ini belum memberikan pernyataan resmi terkait insiden pembunuhan Haniyeh.

Sementara itu, Mesir, UEA, dan Bahrain hanya menyatakan keprihatinan atas peristiwa tersebut, yang berpotensi memicu ketegangan regional.

Mesir, dalam pernyataannya, memperingatkan bahwa pembunuhan dan pelanggaran kedaulatan negara dapat memicu konflik regional. Namun, pengamat mencatat bahwa pernyataan tersebut tidak secara langsung membahas pembunuhan Haniyeh. Mesir tidak menyebutkan nama Haniyeh atau Iran sebagai lokasi pembunuhan dalam pernyataannya.

UEA mengeluarkan pernyataan singkat yang menyatakan bahwa mereka “memantau dengan cermat perkembangan di kawasan” dan menyatakan “keprihatinan mendalam atas eskalasi yang terus berlanjut dan dampaknya terhadap keamanan dan stabilitas di wilayah tersebut.” UEA menekankan pentingnya pengendalian diri dan kebijaksanaan untuk menghindari risiko meluasnya konflik.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Bahrain juga memperingatkan peningkatan eskalasi di kawasan dan dampaknya terhadap keamanan di Timur Tengah.

Mereka meminta Dewan Keamanan PBB dan komunitas internasional untuk mendukung upaya negara-negara dalam mencegah eskalasi lebih lanjut.

Artikel ini mencerminkan berbagai respons internasional terhadap pembunuhan Ismail Haniyeh, menyoroti perbedaan sikap di antara negara-negara mayoritas Muslim dan pentingnya peran diplomasi dalam menjaga stabilitas regional.

Komentar