Jurnalpatrolinews – Beirut : Serangan udara yang dilakukan oleh pesawat tak dikenal terjadi Kamis sore di sepanjang perbatasan Irak-Suriah dekat penyeberangan Al-Qaim, media Irak melaporkan.
Jika dilakukan oleh Israel, serangan itu jarang terjadi karena terjadi pada siang hari, kemungkinan merupakan tanda bahwa apa pun yang diserang bernilai tinggi dan perlu dihentikan meskipun ada risiko operasi di Suriah pada siang hari.
Kantor Berita Step melaporkan bahwa serangan itu menargetkan pengiriman senjata milik milisi pro-Iran dan bahwa koalisi internasional berada di balik serangan itu. Sumber keamanan mengatakan kepada Al-Sumaria bahwa sumber pemogokan belum diketahui.
Israel di masa lalu dituduh menyerang konvoi senjata di bagian Suriah itu. Bulan lalu , media Suriah mengklaim bahwa jet Israel menyerang lusinan sasaran di timur laut Suriah, menewaskan lebih dari 30 orang.
Pada saat itu, media menggambarkan serangan itu sebagai yang terbesar dan paling intens di Suriah timur dalam beberapa tahun terakhir. Gambar dari situs tersebut menunjukkan sejumlah bangunan telah hancur total. Serangan terbaru itu terkenal karena telah menghantam “persenjataan canggih dan gudang senjata … di arena pertempuran yang besar,” kata sumber intelijen regional seperti dikutip.
Direktur Jenderal INSS dan mantan kepala Intelijen Militer Amos Yadlin tweeted pada saat serangan itu berfungsi sebagai pengingat bagi Iran bahwa Israel tidak akan berhenti berperang untuk menghentikan aktivitas Iran di Suriah, bahkan selama pemerintahan Biden.
Serangan itu juga berfungsi untuk mengingatkan Suriah bahwa “ada harga mahal untuk kebebasan yang Anda berikan kepada Iran di Suriah,” dan untuk mengingatkan pemerintahan Biden yang akan datang bahwa tantangan dari Iran termasuk ancaman militer konvensional, bukan hanya masalah nuklir, tambah Yadlin. (***/.jpst)
Komentar