Universitas di Belanda Tutup Pusat HAM dan Budaya yang Didanai China

“Xinjiang sangat indah,” kata Peverelli, menurut laporan NOS.

“Orang-orang yang menyenangkan, alam yang menakjubkan, makanan yang enak. Dan tidak ada kerja paksa, tidak ada genosida, atau kebohongan lain apa pun yang mungkin muncul dari media barat,” katanya.

Pernyataan tersebut sudah mendapat tanggapan dari Rektor Universitas, Magnificus Jeroen Geurts.

“Mengaburkan atau bahkan penyangkalan situasi Muslim Uighur sangat tidak pantas dan sama sekali tidak berkontribusi positif untuk meningkatkan penderitaan kelompok populasi ini,” kata Geurts, seperti dikutip dari NL Times, Selasa (12/7).

Mengutip keterangan di situsnya yang sudah ditangguhkan, CCHRC adalah platform yang berfokus pada penelitian dan publikasi tentang situasi hak asasi manusia minoritas di seluruh dunia.

Hasil akademiknya dikatakan berkontribusi pada berbagai inisiatif nyata untuk meningkatkan hak asasi manusia di Belanda, di dunia Arab, Afrika dan Asia, termasuk China.Sebuah pernyataan mengatakan bahwa pusat tersebut telah menyimpulkan bahwa tidak semua publikasi di situs tersebut ‘sesuai dengan visinya’ tentang hak asasi manusia.

Komentar