JurnalPatroliNews – Jakarta, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Bali, I Gede Putra Suteja, mengatakan saat kondisi Covid-19 di Pulau Jawa mengalami perbaikan, situasi sebaliknya justru terjadi di Pulau Bali.
Suteja mengatakan angka kasus harian di Bali selama 2 minggu terakhir mencapai lebih dari 1.000 kasus.
Kondisi itu membuat keterisian di lokasi isolasi terpusat menjadi tinggi dan semakin sulitnya mendapatkan ruang perawatan intensive care unit (ICU).
“Bali baru akhir-akhir ini naik kasusnya. Total kasus harian selama 2 minggu terakhir di atas 1.000. Total kasus 79.917, sedangkan kasus aktif 13.344, meninggal 2.269 atau 2,84% dan sembuh 64.304,” kata Suteja dalam konferensi pers secara daring yang digelar Tim Mitigasi Dokter IDI, Rabu (4/8/2021).
Suteja mengatakan tempat isolasi terpusat sudah hampir penuh. Dia juga mengeluhkan keterbatasan pasokan oksigen karena jumlah pasokan dan permintaan yang tidak seimbang.
“Kepala dinas (kesehatan) kabupaten/kota sampai membeli oksigen ke luar daerah. Kepala dinas di Badung membeli dari Semarang,” ujarnya.
Menurut Suteja, situasi tersebut juga semakin dipersulit karena sebagian masyarakat menolak untuk di-tracing. Mereka enggan menjalani isolasi karena harus pindah kabupaten sehingga jauh dari keluarga dan dikhawatirkan tidak ada yang bisa mengurus.
“Paket-paket obat, terutama obat antiviral langka di lapangan. Baru kemarin saya dapat informasi, kita sedang mendata teman-teman di lapangan karena kita ketahui ada teman (dokter) yang perlu obat tapi terbaas di isolasi mandiri dan isolasi terpusat,” ujar Suteja.
Sementara itu, Ketua IDI Cabang Denpasar, Bali, I Ketut Widiyasa, mengatakan kelangkaan oksigen di Bali terutama terjadi di rumah sakit rujukan Covid-19.
“Ini harus menjadi concern kita bersama bagaimana mendorong produksi dan distribusi oksigen baik liquid maupun tabung sampai ke rumah sakit,” tandas Widiyasa.
(bs)
Komentar