SMP Negeri 1 Singaraja Dinilai Tim Lomba Perpustakaan Kabupaten Buleleng

JurnalPatroliNews – Buleleng – Dengan segala title yang melekat, serta raihan prestasi yang tembus hingga internasional tak membuat SMPN 1 Singaraja mengendorkan semangat untuk membidik prestasi mentereng di bidang perpustakaan.

Ditengah masa Pandemi Covid-19, ternyata ajang lomba perpustakaan sekolah tetap digelar, ini membawa angin segar bagi Kepala SMPN 1 Singaraja, Dra. Ni Putu Karnadhi, M.Si yang memang membidik capaian prestasi di ajang ini pada hari Rabu (28/04).

Hal ini bukan hanya sekedar wacana. Sudah terbukti dari geliat Karnadhi bersama pustakawan dibantu stake holder sekolah mempersiapkan segala persyaratan untuk tampil all out dan powerfull ketika divisitasi untuk penilaian. Tak tanggung-tanggung, persiapan yang dilakukan bisa dibilang sudah sangat optimal dengan segala terobosan dan inovasinya.

Penilaian untuk lomba perpustakaan di SMPN 1 Singaraja dilaksanakan pada Selasa, (27/04) dihadiri oleh Kadis Kearsipan dan Perpustakaan Daerah, Tim penilai Lomba Perpustakaan Kabupaten, Camat Buleleng, Lurah beserta staf, dan disiarkan secara live streaming di channel youtube SMPN 1 Singaraja.

Dalam sambutannya, Camat Buleleng, Riang Pustaka mengungkapkan, dukungan dan rasa bangga akan keberadaan SMPN 1 Singaraja di wilayah kecamatan Buleleng yang sudah banyak berprestasi di nasional.

Dilomba kali ini pun dirinya berharap SMPN 1 Singaraja bisa menjadi yang terbaik dan mewakili Buleleng ke tingkat selanjutnya bahkan kalau bisa sampai di Nasional. Besar harapan Riang Pustaka, juri melakukan penilaian sobyektif mungkin dan sekaligus memberikan pembinaan lewat saran-saran yang membangun untuk peningkatan kemajuan perpustakaan SMPN 1 Singaraja.

Sementara itu, dijumpai usai kegiatan penilaian, Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah, Dr. Drs. I Ketut Suweca, M.Si., yang hadir sebagai penanggung jawab tim penilai lomba perpustakaan tingkat kabupaten mengatakan bahwa ada beberapa kriteria penilaian yang menjadi pegangan dan itu berstandar nasional.

“Secara umum ada 2 hal yang kita lihat dalam penilaian, yaitu bagaimana pustakawan atau kepala perpustakaan menyampaikan profil perpustakaannya seperti apa, dan kemudian yng kedua kita lihat perpustakaan realnya, sehingga dari situ kita bisa compare apa yang disampaikan dan apa yang secara real ada. Secara umum saya lihat disini penyampaiannya sudah bagus dan realnya juga sudah bagus. Harapannya dari sini masyarakat, sekolah, stakeholder sekolah akan termotivasi terus untuk mningkatkan perpustakaan ini, baik secara kuantitas buku dan dalam kaitan pelayanan, kalau misalnya berhasil menjadi duta, SMPN 1 Singaraja harus sudah memiliki kesiapan lebih jauh lagi, dilihat dari segi pengalaman SMPN 1 Singaraja saya kira sudah bagus, sudah menasional dalam segala prestasi, akan lebih bagus juga diikuti oleh prestasi di bidang lain tak terkecuali di bidang perpustakaan ini,” ungkap Suweca.

Rasanya apa yang diharapkan oleh Camat Buleleng dan Kadis Kearsipan dan Perpustakaan Buleleng tak jauh panggang dari api melihat bagaimana perjalanan perpustakaan SMPN 1 Singaraja berserta kesiapan untuk menghadapi penilaian lomba ini.

Kepala SMPN 1 Singaraja, Dra. Ni Putu Karnadhi, M.Si., ketika diwawancarai membenarkan, jika perpustakaan SMPN 1 Singaraja luar biasa, karena dirinya tahu betul sebelum dirinya menjabat sebagai kepala sekolah, perpustakaan sudah pernah 2 kali menjadi jawara di provinsi.

“Kebetulan di kali keduanya juara saya dimutasi kesini. Kala itu kami tidak berani ikut lomba ke nasional karena perpustakaan kami belum memenuhi stadar dari segi ukuran karena masih memakai ruang kelas. Dari situ jadi kita berjuang saat itu, kebetulan berawal dari lomba tata kelola mutu di nasional, kita berhasil juara 2 nasional. Saat itu point yang membuat nilai berkurang adalah di sarpras sehingga kami tak bisa tembus terbaik 1, kemudian ketika pulang ini kami sampaikan dan laporkan kepada Bupati Buleleng, akhirnya dijanjikan diberikan setengah lahan eks DKP. Saat itu saya bernasar kalau lahan ada, yang pertama saya bangun adalah perpustakaan. Ternyata hal itu terealisasi, lahan ada dan kita ajukan bantuan untuk pengadaan perpustakaan. Dan akhirnya dibangunlah bangunan perpustakaan yang megah dengan segala fasilitasnya, diresmikan langsung oleh Bupati Buleleng, diberi nama Graha Widya Cakra, memiliki 2 orang pustakawan dan salah satunya sudah juara di nasional,” tutur Karnadhi.

Kemudian, kata Karnadhi, terkait budaya literasi memang sudah membudaya sejak dulu, di jaman pandemi seperti sekarang hanya tinggal mengatur dengan prokes saja, semuanya sudah pasti apalagi ada dukungan penuh dari orang tua dan dari pemerintah seperti Camat, Lurah, Kadis Pendidikan, bahkan Bupati Buleleng.
Lebih jauh Tokoh Pendidikan Ini menyebut, bahwa keunggulan perpustakaannya sejak dulu sudah menerapkan e-perpus, jadi warga sekolah bisa mengakses buku dengan masukkan kodenya sudah langsung bisa, kemudian ketika e-book belum pupuler, perpustakaan SMPN 1 Singaraja sudah rutin mendapatkan info e-book buku baru dari Perpusnas sejak tahun 2017 saat SMPN 1 Singaraja telah menerapkan e-learning.

Selain itu, diakui Karnadhi, minat baca dari siswa terbilang sangat tinggi, karena di peraturan akademik itu jelas ada aturan yang mewajibkan siswa untuk menulis, ketika mereka harus bisa menulis dan bisa menghasilkan karya mau tidak mau mereka harus rajin membaca, disitu kelas 7 diwajibkan membuat resume, kelas 8 membuat essay, dan kelas 9 penelitian ilmiah. Dan ini hasilnya selalu ada, terutama di bidang karya ilmiah, bahkan bidang Esai ikut mengiringi meraih juara sampai tingkat nasional.

Selain itu perpustakaan SMPN 1 Singaraja diklaim menyimpan nilai sejarah, seperti dokumentasi para pemimpin sekolah, ada mesin tik yang berhubungan dengan pembelajaran ditempatkan/diarsipkan di perpustakaan.

Karnadhi juga menyebut SMPN 1 Singaraja telah memiliki perpustakaan keliling yang sudah beroperasi, sebelum pandemi operasionalnya pada hari sabtu dan minggu, sabtu keliling daerah zonasi sedangkan minggu biasanya di Taman Kota bekerjasama dengan Perpustakaan Daerah dan SMAN 1 Singaraja. Untuk menunjang pelaksanaan perpustakaan keliling, Karnadhi memanfaatkan mobil operasional dari dinas pendidikan namun dipakai dan dirawat oleh SMAN 1 Singaraja, sedangkan untuk pemenuhan buku diambilkan dari perpustakaan SMPN 1 Singaraja.

Terobosan lainnya terlihat dari jumlah pojok baca di SMPN 1 Singaraja dimana saat ini ada 48 pojok baca yang dimiliki SMPN 1 Singaraja, 33 di antaranya tersebar di setiap ruang kelas, sisanya tersebar di sekitar areal sekolah. dan keberadaan pojok baca ini meskipun pandemi tetap terjaga dan terawat.

Selain itu, pojokbaca ini ketika situasi normal tidak pandemi seperti sekarang peruntukannya tak haya untuk sedekar membaca saja, tetapi juga difungsikan untuk kepeluan lain, seperti misalnya ada pojok KSPAN, Pojok 3R Adiwiyata, yang dikelola untuk berkegiatan didalamnya.

Dengan segala persiapan yang sangat matang dan pemenuhan persyaratan sesuai standar nasional, Karnadhi mengatakan, “Juara itu pasti, tetapi pembinaan yang kita tekankan dalam penilaian ini”.

Keyakinan Karnadhi ini didasari percaya diri, bahwa SMPN 1 Singaraja punya yang baik, sehingga untuk menjadi yang terbaik range compare nilai dengan sekolah lain harus jauh, tidak mau hanya selisih hitungan jari, untuk itu sekolah harus tampil all out dan powerfull.

“Kami memang selalu pasang target di setiap kegiatan terlebih lomba, sehingga kami selalu all out dan tampil terbaik di setiap lomba walau dari skala Kabupaten. Masalah juara itu pasti, tetapi kami lebih mengharapkan saran dan motivasinya terutama pada lomba yang berjenjang, seperti saat ini. Dengan motivasi dan bimbingan para ahli perpustakaan tentunya raihan akhir di jenjang berikutnya akan mengikuti usaha kita. Seperti saat ini walau perpus masih tutup tapi kami tetap melayani siswa pinjam atau baca buku sesuai prokes . Karena bagi kami membaca adalah selingan yang paling tepat di saat semua tenggelam dengan gadget. Jargon kami tetap apapun masanya, Graha Widya Cakra tetap eksis,” kata Kasek senior dengan senyum khas-nya mengakhiri perbincangan. (* – TiR).-

Komentar