Bela Rizal Ramli, Jerry Massie: Bahasa Ferdinand Hutahaean Naif, Tidak Etis, dan Berperikebinatangan

JurnalPatroliNewsJakarta – Pernyataan yang disampaikan pegiat media sosial, Ferdinand Hutahaean di akun media sosial Twitter miliknya, @ferdinandHaean3, mendapat kritikan tajam dari Direktur Political and Public Policy Studies (P3S) Jerry Massie.Pasalnya dalam kicauan itu Ferdinand menyindir tokoh senior DR. Rizal Ramli dan menyebutnya cocok menjadi pengganti kerbau yang membajak sawah.

Komentar Ferdinand disampaikan untuk menyindir pernyataan Rizal Ramli yang menyebut Presiden Joko Widodo layak dilaporkan ke polisi karena banyak menebar berita bohong. Mulai dari Esemka, stop impor, dan stop utang, yang semuanya tidak terlaksana.

Oleh Ferdinand, Rizal Ramli disebut sebagai sosok yang mencari perhatian pada Presiden Jokowi dengan harapan dilirik.

Kalau di kampungku, orang dgn kualitas dan hasrat menggebu2 sprt ini, mgkn sdh dijadikan pengganti kerbau membajak sawah,” kata Ferdinand Hutahaean.

Jerry Massie heran dengan diksi tak berperikemanusiaan yang dilontarkan oleh Ferdinand Hutahaean. Jerry merasa sejauh ini Ferdinand merupakan sosok yang lembut dan santun hatinya.

“Kayaknya bahasa Ferdinand lebih santun. Saya yakin narasi yang dilontarkan ini bukan dari seorang pemikir Ferdinand Hutahaen. Saya kenal bung Ferdinad hatinya lembut,” ujarnya saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Senin pagi (13/9).

Terlepas dari keraguan itu, Jerry Massie mengingatkan kepada Ferdinand untuk menggunakan kata-kata yang berprikemanusian dan bukan berprikebinatangan di hadapan publik. Apalagi, Ferdinand mengaku diri sebagai seorang pemikir dan paham dengan hukum pidana.

“Saya yakin penyebutan bung Ferdinand “Kerbau” di bawah alam sadar. Ini bahasa naif dan tak etis. Kan yang diserang bukan Ferdinand, tapi saya bingung dia menyerang Rizal Ramli ada apa ini? Bahasa Ferdinand tak berperikemanusian, tapi berperikebinatangan,” katanya.

Di satu sisi, Jerry Massie mengurai bahwa apa yang disampaikan Rizal Ramli merupakan hal yang masuk akal. Siapapun yang berbohong, termasuk presiden, ada pasal yang menjeratnya.

Pernyataan Rizal Ramli pada Jokowi itu disampaikan karena Menko Perekonomian era Presiden Gus Dur tersebut tidak tahan lagi melihat kondisi bangsa. Rizal Ramli merasa kecewa melihat Indonesia yang terus terpuruk.“Saya kira wajar jika seorang gundah gulana, galau, gamang dengan nasib bangsa,” ujarnya

“Sebetulnya ilmu dari Rizal diambil dan dipelajari. Beliau seorang yang cerdas dan menguasai bidang ekonomi. Masukannya sangat konstruktif untuk membenahi keterpurukan bangsa ini,” demikian Jerry Massie.

Komentar