Berebut Tiket, Pengamat Politik : Peluang Tokoh Muda Sulit untuk Maju ke Pilpres 2024Berebut Tiket, Pengamat Politik : Peluang Tokoh Muda Sulit untuk Maju ke Pilpres 2024

JurnalPatroliNews – Jakarta – Wacana pencalonan presiden di PDIP dan Partai Gerindra kian diperbincangkan khalayak beberapa pekan ke belakang, setelah dua nama tokoh politik muda di dua partai tersebut memperoleh elektabilitas yang tinggi di beberapa survei.

Mereka adalah politisi Partai Gerindra yang tengah menjabat sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno dan Politisi PDIP yang menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

Pengamat Politik dari Universitas Nasional (Unas) Saiful Anam ikut mengomentari peluang dua tokoh tersebut maju ke panggung Pilpres 2024.

Menurutnya, kedua tokoh muda itu sulit utuk maju ke Pilpres 2024 mendatang, karena Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, memiliki satu ikatan perjanjian tertulis pada Mei 2009 lalu, yang disebut sebagai Perjanjian Batutulis.

Meski dalam perjanjian tersebut berisi tentang pencalonan Mega dan Prabowo untuk Pilpres 2009, namun, di dalamnya juga termaktub sejumlah poin yang membahas soal program dan kebijakan pemerintahan yang akan dijalankan jika keduanya terpilih.

Akan tetapi, pada pemilu 2009 kedua tokoh yang berpasangan ini kalah dengan petahana, yaitu Susilo Bambang Yudhoyono yang berpasangan dengan Boediono. Setelah itu, baik pada pemilu 2014 maupun pemilu 2019, keduanya tak lagi berkoalisi.

Usai Pilpres 2019 yang dimenangkan Jokowi untuk kedua kalinya, Prabowo dan partai Gerindra akhirnya bergabung ke dalam koalisi pemerintahan. Bahkan pada awal tahun ini, muncul isu mengenai upaya kedua partai untuk kembali kepada perjanjian Batutulis.

Dengan melihat hal tersebut dan perkembangan politik saat ini, Saiful Anam berpendapat bahwa peluang Sandi dan Ganjar untuk maju Pilpres kemungkinan bakal terganjal Perjanjian Batutulis, meskipun Sekretaris Jendral PDIP, Hasto Kristiyanto sudah menegaskan bahwa perjanjian tersebut hanya berlaku pada tahun 2009 silam.

Karena Saiful Anam melihat, Ganjar di internal PDIP saat ini harus berebut tiket nyapres dengan sosok Puan Maharani yang merupakan trah Sang Proklamator dan sekaligus Presiden RI pertama, Ir. Soekarno

“Nasib Ganjar dan Sandi diujung Tanduk, karena sangat sulit bagi Megawati untuk merelakan begitu saja anaknya dalam ini Puan untuk tidak mendapatkan tiket dalam Pilpres 2024 mendatang,”

Hal yang sama, lanjut Saiful Anam, juga berlaku pada Sandi yang harus berhadapan dengan Prabowo yang menurutnya masih mengincar kursi RI 1 pada kesempatan kontestasi Pilpres 2024 mendatang.

“Maka kesempatan Sandi bisa jadi pupus d itengah jalan,” demikian Saiful Anam.

(*/lk)

Komentar