BPIP: Generasi Muda Harus Lestarikan Budaya Kritis Dan Membaca

JurnalPatroliNews – Jakarta – Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) lewat Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah (DP), Antonius Benny Susetyo, mengajak generasi muda untuk melestarikan budaya kritis dan gemar belajar dan membaca seperti founding fathers Indonesia. Hal ini disampaikannya pada kegiatan podcast yang diselenggarakan oleh Koran Jakarta, yaitu Genvoice.

Dalam kesempatan recording yang dilaksanakan pada hari Kamis (22/06/2023), Benny, sapaan akrabnya, ditanyakan mengenai rencana kedepan BPIP dalam membumikan Pancasila, terutama kepada generasi muda.

“BPIP kembalikan lagi kurikulum Pancasila lewat bahan ajar Pancasila untuk PAUD sampai SMA; nanti tahun ajaran baru, Juli ini, penyelenggaraan kurikulum itu akan dilaksanakan di Indonesia,” tuturnya.

Dia pun menyatakan pentingnya pendidikan Pancasila untuk kalangan muda.

“Ideologi adalah kristalisasi pemikiran. Harusnya, Pancasila terus menerus diajarkan kepada semua kalangan masyarakat, terutama generasi masa depan. Lha, ini yang terjadi 20 tahunan kita vakum Pancasila di dunia pendidikan karena alergi terhadap rezim Orde Baru. Rezim yang salah, jangan Pancasila yang dijadikan kambing hitam,” tegasnya.

Menurutnya, kevakuman Pancasila di dunia pendidikan ini dapat membawa dampak buruk.

“Kita jadi kurang mengenal dan mengerti kenapa harus Pancasila. Buktinya, hasil riset Setara Institute menunjukkan 83% anak SMA menyatakan Pancasila boleh diganti. Ini alarming. Ini harus diperhatikan baik-baik oleh semua pihak.”

“Juga, kevakuman role model pelaksana Pancasila di kehidupan sehari-hari, dimana seharusnya Pancasila menjadi living dan working ideology, menambah faktor mengapa Pancasila dianggap bisa diganti. Dulu, ada Soekarno, Hatta, Sjahrir, Agus Salim; banyak tokoh menjadi panutan. Itu juga yang membuat anak-anak muda anti politik; politik identiknya menjadi tempat sarang koruptor. Itu salah,” katanya.

Komentar