Sementara Direktur Perkumpulan Mandala Katalika (MANKA), Juliarta B. Ottay mengatakan, perubahan iklim menjadi tantangan global yang membutuhkan aksi kolektif dari semua pihak, termasuk pemuda.
Dia menekankan bahwa generasi muda memiliki potensi besar sebagai agen perubahan dan inovator dalam pengendalian perubahan iklim.
“Kolaborasi lintas sektor sangat penting untuk memperkuat peran pemuda dalam mencapai solusi yang berkelanjutan,” ujar Juliarta.
Ia mencontohkan beberapa bentuk kolaborasi yang dapat dilakukan, seperti keterlibatan multipihak dalam isu iklim, penguatan undang-undang tentang keadilan iklim, dan pembentukan jejaring pemuda internasional untuk advokasi perubahan kebijakan.
Juliarta juga menyoroti pentingnya platform digital sebagai wadah untuk berbagi pengalaman dan solusi dalam isu lingkungan dan iklim. “Platform digital dapat menjadi jembatan bagi pemuda untuk saling belajar dan berkolaborasi dalam mencari solusi yang inovatif,” jelasnya.
Ia berharap, dengan peran aktif dan kolaboratif dari pemuda, perubahan iklim dapat diatasi dan masa depan bumi yang lebih baik dapat terwujud.
Selain diskusi panel, acara ini juga menyelenggarakan grup diskusi dengan topik “Peningkatan Kapasitas Pemuda dalam Adaptasi Mitigasi Iklim”.
Acara ini dihadiri peserta yang terdiri dari perwakilan komunitas lingkungan, pegiat muda, serta masyarakat umum yang memiliki ketertarikan pada isu perubahan iklim dan kolaborasi lintas iman.
Komentar