Gatot Nurmantyo Anggap Ironis Patung Soeharto Musnah

JurnalPatroliNews – Jakarta, Mantan Panglima TNI Jenderal Purnawirawan Gatot Nurmantyo menyebut bahwa di mana-mana terdapat patung presiden pertama RI Sukarno.

Sementara itu, kata Gatot, patung presiden kedua Soeharto tidak ada, bahkan patung ukuran kecil pun musnah. Hal ini menurutnya sangat ironis.

“Di mana-mana patung Bung Karno ada, bahkan nama Soekarno-Hatta (sebagai) jalan ada. Pak Harto mantan presiden, ada jasanya juga, mana sih ada patung seperti itu? Patung kecil pun musnah. Ini kan satu hal yang sangat ironis,” kata Gatot dalam wawancara di channel Youtube Karni Ilyas Club yang diunggah Rabu (29/9).

Gatot berharap semua presiden dihormati. Apapun kesalahan mereka, kata Gatot, presiden harus tetap dihargai.

Menurut Gatot, semua presiden sepanjang sejarah Indonesia haruslah ditokohkan dan mendapat julukan kehormatan. Hal ini seperti Bung Karno sebagai Sang Proklamator, Soaharto Bapak Pembangunan, Megawati Presiden Perempuan Pertama, dan Jokowi sebagai Bapak Infrastruktur.

“Jokowi mungkin presiden infrastruktur, jadi ditokohkan semuanya pada posisi yang sama sehingga dunia melihat itu Indonesia,” ujar Gatot.

Sebelumnya, nama Gatot Nurmantyo kembali menjadi sorotan lantaran menyebut komunisme sedang menyelinap ke dalam militer. Hal ini terlihat dari hilangnya patung tokoh pemberantas G30S/PKI di markas Kostrad. Salah satunya patung Soeharto.

Pernyataan Gatot kemudian dibantah oleh Pangkostrad Letjen Dudung Abdurrachman. Menurut Dudung, tudingan Gatot tidak ilmiah.

Pihak Kostrad juga menjelaskan bahwa patung itu dibongkar atas permintaan pembuatnya karena alasan keyakinan keagamaan. Adapun pembuat patung itu adalah Pangkostrad ke-34, Letjen TNI (Purn) Azym Yusri Nasution.

CNNIndonesia.com telah menghubungi Gatot guna meminta penjelasan lebih lanjut terkait pernyataannya tersebut melalui WhatsApp maupun panggilan telepon. Namun, hingga berita ini ditulis Gatot belum merespons.

Infografis celoteh kontroversi Gatot Nurmantyo saat di puncak militer. (CNN Indonesia/Fajrian)

(cnn)

Komentar