Hindari Hoax COVID-19 Mengatasnamakan Dokter, Masyarakat Perlu Tahu Ini

JurnalPatroliNews, Jakarta – Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes, dr. Siti Nadia Tarmizi menyatakan hingga saat ini masih banyak hoax yang beredar, terlebih di media sosial. Hal ini dinilainya sangat berbahaya tidak hanya bagi diri sendiri tapi juga orang lain.

“Sudah banyak akses yang memudahkan kita untuk mengecek kebenaran informasi yang kita terima. Jadi jangan langsung percaya begitu saja dengan informasi yang beredar, khususnya di media sosial,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (17/7/2021).

dr. Nadia mendorong masyarakat untuk mengecek kebenaran informasi tersebut. Pemerintah juga menyediakan berbagai sumber informasi resmi seperti melalui situs KPCPEN di covid19.co.id, serta aplikasi ecovid19.co.id yang bisa diunduh di Playstore dan App Store.

Hal senada disampaikan oleh Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat (IAKMI), dr. Hermawan Saputra. Dia meminta masyarakat untuk betul-betul menyaring berita dan opini yang berkembang, baik di media publik maupun di media sosial.

Dia memberi contoh, pernyataan dari seorang tokoh agama pun perlu diketahui jika tokoh terkait mewakili institusi atau punya otoritas dengan apa yang disampaikan.

“Hal itu harus diverifikasi supaya sejalan juga dengan tokoh agama dan Majelis Ulama Indonesia (MUI),” jelasnya.

Menurutnya, hal serupa juga berlaku bagi tokoh kesehatan, baik dokter, perawat, bidan atau tenaga kesehatan lainnya yang memberikan perspektif terkait COVID-19. Masyarakat wajib menyelaraskan informasi tersebut, sekaligus mengecek apakah tokoh tersebut mewakili institusinya, profesinya, atau ada di bawah lembaga yang betul-betul kredibel.

“Kemampuan kita memverifikasi dari sumber resmi, itu yang akan memudahkan kita juga mempertanggungjawabkan apa yang menjadi materi atau bahan dari diskusi,” jelasnya.

Terkait obat COVID-19, dr. Hermawan menyebut hal tersebut sudah menjadi wewenang BPOM untuk menentukan jenis apa yang beredar serta keefektifan obat berdasarkan persetujuan klinis.

“Kita harus sadar, COVID-19 ini masih ada di sekitar kita. Kita harus sadar bahwa kenaikan kematian dan kesakitan masih berlangsung di sekitar kita. Maka COVID-19 ini walaupun tidak kasat mata penyebabnya, tapi dia nyata,” pungkasnya.

(dtk)

Komentar