Jelajahi kota Frankfurt, Sri Mulyani Tiba-tiba Minta Dukung Biji Kakao RI Rajai Dunia

JurnalPatroliNews – Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membagikan cerita aktivitasnya saat melakukan kunjungan kerja di Frankfurt, Jerman. Salah satunya saat menjelajah kota Frankfurt yang masih dalam suasana musim dingin (winter).

Uniknya, di sela-sela aktivitasnya itu, Sri Mulyani ‘menyisipkan’ untuk meminta dukungan atas cokelat Indonesia, tepatnya biji kakao, yang merupakan  salah satu komoditas pertanian utama di Tanah Air. 
Dalam unggahan di akun Instagram resminya, Sri Mulyani mengatakan, minum cokelat panas tentu nikmat saat suasana dingin. 

“Udara dingin menusuk nol derajat Celcius, dengan mendung muram kelabu menyelimuti kota Frankfurt. Khas suasana winter di Eropa. Dalam suasana seperti itu – paling pas dan enak minum cokelat panas. Kami menemukan cafe kecil yang menyediakan minuman cokelat panas,” tulis Sri Mulyani dalam unggahannya, dikutip Sabtu (18/2/2023).”Permintaan biji cokelat sangat tinggi dari berbagai negara dunia terutama yang memiliki empat musim.

Indonesia adalah eksportir biji Cokelat (Cocoa Beans) senilai $ 1 milyar (tahun 2021/2022) – Data Kementerian Perindustrian. Mayoritas produksi Cocoa dari Sulawesi. Tentu masih dapat dikembangkan jumlah dan kualitasnya,” lanjutnya. 

Dia pun mengajak agar mendukung pengembangan cokelat Indonesia maju dan menguasai pasar dunia. 
“Ayo kita dukung dan kembangkan bersama – Cocoa (cokelat) Indonesia menembus dunia,” tutupnya.
Untuk diketahui, berdasarkan data Kementerian Perindustrian (Kemenperin), pada tahun 2021, nilai ekspor produk kakao intermediate seperti cocoa liquor, cocoa butter, cocoa cake, dan cocoa powder menembus angka US$ 1,08 miliar. 

“Secara volume, produk cokelat yang diekspor sebesar 319.431 ton atau 85% dari total produksi nasional dengan 96 negara tujuan, diantaranya Amerika Serikat, India, China, Estonia dan Malaysia. Dari sisi industri pengolahan coklat, Indonesia berada di nomor tiga dunia, setelah Belanda dan Pantai Gading,” kata Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika dikutip dari situs resmi Kemenperin, Sabtu (18/2/2023).

Dia menambahkan, Kemenperin tengah mendorong hilirisasi melalui diversifikasi produk dan pengembangan fine flavour cocoa berdasarkan indikasi geografis. Salah satunya adalah pengembangan cokelat artisan atau bean to bar.

“Saat ini pangsa pasar cokelat artisan baru mengisi sebesar 2% dari konsumsi cokelat dalam negeri yang didominasi oleh cokelat industrial dan confectionary. Cokelat artisan berpeluang dapat mengisi pangsa sampai dengan 10% di Indonesia,” papar Putu.

Sebagai informasi, bahan baku cokelat artisan merupakan biji kakao premium yang terfermentasi dengan baik dengan harga sebesar Rp 50.000 per kg atau 43% lebih tinggi nilainya dari biji kakao yang dibeli oleh industri.

Tentunya hal ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani kakao dan keberlangsungan kakao di Indonesia.

Komentar