Luhut Berani-beraninya Senggol SBY, Demokrat Balas Telak: Jangan Ungkit Masa Lalu! Gak Nyambung!

JurnalPatroliNewsJakarta – Partai Demokrat angkat bicara menanggapi pernyataan Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan kepada Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ketersinggungan dan gaya kritik.

Sebelumnya, Luhut pernah dikritik oleh SBY soal gaya komunikasinya yang dinilai keras dan terkesan mengancam. Luhut menilai apa yang disampaikan SBY itu sah saja, namun menteri Jokowi ini merasa tidak pernah mengancam siapapun.

Luhut mempersilakan SBY atau siapapun untuk menilai cara dia berkomunikasi. Namun Luhut merasa dia tidak berupaya menyerang rakyat yang kritik. Hal ini terungkap dalam acara Double Check Kick Andy Metro TV, Minggu 25 Juli 2021.

Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra, mengatakan, kritik yang disampaikan SBY tersebut merupakan pernyataan lama pada 2018 silam. Menurutnya, Luhut tak perlu lagi reaktif menanggapi pernyataan SBY tersebut.

“Konteks Bapak SBY berbicara itu di Maret tahun 2018. Sedangkan sekarang sudah tahun pertengahan tahun 2021, baiknya tidak perlu reaktif menanggapi pernyataan bapak SBY di tahun 2018,” kata Herzaky kepada wartawan, Kamis (29/7/2021).

Herzaky mengatakan, pihaknya mengaku kaget pernyataan lama dianggap seolah-olah dalam konteks kekinian. Menurutnya, sudah tidak relevan untuk dibahas.

“Jadi, tidak nyambung sebenarnya kalau mendadak ada yang masih membahas statemen Bapak SBY di tahun 2018, apalagi merasa tersinggung,” tuturnya.

“Kalau memang publik merasa ucapan Bapak SBY masih relevan sampai dengan sekarang, silahkan saja. Itu hak publik,” sambungnya. Lebih lanjut, ia mengatakan, SBY belum mengeluarkan pernyataan akhir-akhir ini. Terbaru, hanya doa yang dipanjatkan SBY melalui akun Twitternya.

“Lebih baik kita fokus saja bantu dan perjuangkan nasib rakyat yang sedang susah karena pandemi covid-19 saat ini,” tandasnya.

Luhut dan SBY sama-sama lulusan Akademi Militer. Namun, SBY sebenarnya merupakan junior Luhut. Meskipun begitu, Luhut merasa enggak ada masalah soal etika kok, misalnya junior mengkritik seniornya secara terang-terangan.

“Ya dia kan mantan presiden, kita hormati lah. Saya enggak ada keberatan, saya bilang ke Pak Bambang (SBY) oke-oke lah hak beliau. Tapi semua hanya titip saja, pemimpin kalau selesai eranya, ya seperti Pak Habibie lah, mau duduk manis datang sekali-sekali kritik boleh lah. Tak perlu lah merasa yang berkuasa saat ini di bawah kita,” ujarnya.

Meskipun begitu, Luhut kembali menegaskan bahwa pernyataannya tersebut tidak mengkritik SBY. Dia hanya ingin menegaskan posisi dan sikapnya setelah dikritik langsung oleh SBY.

Komentar