Menteri ATR/Kepala BPN: Perencanaan Tata Ruang yang Berkualitas Mewujudkan Visi Indonesia Maju 2045

JurnalPatroliNews – Balikpapan – Tata ruang adalah panglima dalam pembangunan. Rencana Tata Ruang (RTR) perlu dijadikan rujukan yang dipatuhi semua pihak tanpa terkecuali. Perencanaan tata ruang ini juga sekaligus menjawab sejumlah tantangan di Indonesia.

Mulai dari persoalan pertumbuhan populasi urban yang sangat pesat, kesenjangan antarwilayah, hingga risiko kebencanaan mengingat letak Indonesia yang berada di kawasan Cincin Api Pasifik.

“Perencanaan tata ruang yang berkualitas menjadi penting bagi pertumbuhan ekonomi, pengurangan kesenjangan antarwilayah, dan penciptaan ruang yang berkelanjutan, sehingga dapat mewujudkan visi Indonesia 2045, yakni menjadi negara maju pada tahun 2045,” tutur Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Hadi Tjahjanto saat menjadi pembicara kunci dalam 6th Spatial Planning Platform (SPP) Conference yang digelar di Novotel Balikpapan, pada Selasa (07/11/2023).

Dari segi pertumbuhan ekonomi, Hadi Tjahjanto menuturkan, pemerintah Indonesia telah menentukan langkah strategis. Langkah tersebut ialah mempercepat proses perizinan investasi melalui penyederhanaan dan percepatan proses penataan ruang sebagai persyaratan dasar izin investasi dengan tetap memperhatikan aspek berkelanjutan. Hal ini dilakukan dengan mempercepat penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR).

“Dari 2.000 target RDTR, saat ini yang sudah menjadi Perda/Perkada baru mencapai 384 RDTR. Di mana 194 RDTR di antaranya sudah terintegrasi dengan Sistem OSS. Oleh karena itu, saat ini kami terus mendorong pemerintah daerah untuk mempercepat penyusunan RDTR,” ungkap Hadi Tjahjanto.

Terkait dengan pengurangan kesenjangan antarwilayah, Menteri ATR/Kepala BPN mendorong blue connectivity, terlebih Indonesia adalah negara kepulauan. Sebagai negara kepulauan, Hadi Tjahjanto menjelaskan peran dari blue connectivity sebagai transportasi laut dan udara, dalam pengembangan wilayah sangat penting sebagai penghubung antarpulau yang didukung oleh sistem jaringan pelabuhan dan bandar udara.

“Blue connectivity ini juga berperan penting untuk integrasi Indonesia ke dalam jaringan ekonomi global, serta meningkatkan pertumbuhan wilayah melalui peningkatan perdagangan, pariwisata, dan penciptaan lapangan kerja,” imbuh Hadi Tjahjanto.

Komentar