Pasar Adem Tapi Inflow Mulai Agak ‘Seret’, Ini Kata Sri Mulyani!

JurnalPatroliNews – Jakarta –Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan aliran dana asing ke Indonesia atau inflow mulai sedikit tertahan. Oleh karena itu, sentimen di pasar keuangan perlu dicermati.

Sri Mulyani menjelaskan, pasar keuangan global yang selama ini menyumbang ketidakpastian yang tinggi, kini mulai mereda.

Namun indikator dari Bank Sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve) untuk mempertahankan suku bunga acuan yang tinggi, tentu akan menyumbangkan sentimen ke pasar keuangan di dalam negeri.

“Indeks volatilitas pasar saham dan obligasi sudah mengalami penurunan dan level dari credit default swap Indonesia mengalami perlandaian. Artinya persepsi risiko ke indonesia makin membaik,” jelas Sri Mulyani dalam konferensi APBN Kita, Rabu (22/2/2023).Sayangnya, kata Sri Mulyani dalam paparan yang dipresentasikan mengindikasikan bahwa, investor masih menahan investasinya ke Indonesia. Sehingga dana asing alias inflow mulai agak ‘seret’.

Dijelaskan, bahwa pasar obligasi Indonesia hingga 20 Februari 2023 (year to date), mencatatkan inflow sebesar Rp 43,9 triliun.

“Meskipun beberapa hari terakhir terjadi outflow,” jelas Sri Mulyani. Outflow yang terjadi di pasar obligasi pemerintah atau SBN pada Februari 2023 tercatat sebesar Rp 6,7 triliun.

Outflow yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir, terjadi di beberapa negara pasar berkembang atau Emerging Market, kata Sri Mulyani karena masih mencermati stance hawkish The Fed.

“Ini yang disebutkan stance dari The Fed sangat menentukan sentimen terhadap flow capital terutama jangka pendek untuk saham dan obligasi,” jelas Sri Mulyani lagi.

Adapun kepemilikan SBN saat ini masih didominasi oleh kepemilikan perbankan dan Bank Indonesia. Sementara pemilik asing terus menurun sejak 2020.

Sri Mulyani mencatat, kepemilikan asing saat ini hanya 14,8%, lebih rendah dari kepemilikan SBN oleh asing pada 2020 yang sebesar 25,2%.

Komentar