Peresmian Patung Bung Karno Penggali Pancasila di Rumah Petroek Jogjakarta, Ketua Dewan Pengarah BPIP Mari Bernegara Dengan Rasa

Dalam kesempatan berikutnya  Presiden Ke Lima Indonesia Sekaligus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila dalam sambutannya menyatakan bahwa Pancasila bukan sekedar Falsafah hidup, Dasar Negara atau ideologi.

Pancasila adalah Rasa, Rasa Asli yang dimiliki oleh Bangsa Indonesia, Rasa yang terejawantahkan dalam segala aspek hidup,tingkah laku dan perbuatan Bangsa Indonesia, sebagai anak dari seniman Megawati menyatakan dari kecil dia mempelajari tentang rasa dan keindahan, rasa itu juga berarti bisa berempati dengan keberadaan mereka yang kurang beruntung ,masyarakat Indonesia  terutama pada pemimpin harus mampu  mengetahui dan merasakan kondisi rakyat para pemimpin harus memiliki  empati karena suara rakyat merupakan simphoni  bermakna tinggi ,bangsa Indonesia harus mampu menjadi  Anak anak  Ideologis Bung Karno  dengan selalu menjalankan nilai nilai keindonesiaan yang hidup melalui Pancasila.

Dengan Hadirnya Tokoh tokoh Budayawan seperti Sindhunata,Butet kartaredjasa dan Romo Benny dalam perhelatan ini sesungguhnya menjelaskan aneka sudut dan  Aspek kehidupan  Sukarno yang bukan hanya politisi tetapi juga seniman dan budayawan hal tersebut kemudian  diwariskan kepada anak anaknya yang tidak hanya mengenal berbagai seni dan kebudayaan namun juga memiliki rasa,empati dan kepedulian yang tinggi kepada sekitarnya

Dan untuk dapat lebih berbudaya ,berseni dan memiliki rasa dan kadar keempatian yang tinggi maka diperlukan  banyak tempat seperti rumah Budaya Oemah Petruk  untuk bertemu,berdialektika ,berbudaya dan berkesenian  agar rasa dan getaran  di dalam hati khususnya terkait dengan nilai nilai yang  terangkum dalam Pancasila tetap hadir dalam setiap aspek kehidupan , tidak  semata mata hanya  teori saja namun juga benar benar meresap ke dalam  jiwa pada setiap masing masing rakyat Indonesia

Kita semua harus mengambil peranan dan menjalankannya dengan penuh rasa, tanpa takut tanpa ragu seperti ibu Fatmawati yang menjahit bendera pusaka dengan keyakinan bahwa kita akan merdeka , maka dengan rasa dan nilai nilai Pancasila kita tidak hanya dapat sekedar  menyelesaikan tugas , namun juga bisa menyelesaikan tugas dengan baik,indah dan bermanfaat.

Dengan rasa yang sama kita harus senantiasa mengembangkan rasa kecintaan terhadap negara dan janganlah atas kecintaan kita terhadap tokoh,golongan dan kelompok tertentu mengorbankan persatuan dan kesatuan di negeri ini.

Masyarakat, khususnya Media  harus dapat mengevaluasi diri agar tidak menjadi agen perpecahan namun dengan rasa cinta pada tanah air senantiasa dapat merawat persatuan dan kesatuan dengan bergerak sesuai dengan kode etik jurnalistik bukan semata mata agar terdengar booming dan bombastis kita semua harus  kembali pada  Pancasila yang mengajarkan agar kita saling menghormati dan saling menjaga rasa demi persatuan dan kesatuan negara ini.

Dalam kesempatan Terakhir Megawati menyatakan bahwa pemimpin yang hebat tercipta dari keadaan yang kurang dan terbatas,mereka tumbuh dari kondisi yang kacau dan kurang menguntungkan hingga harus bekerja keras untuk mencapai posisinya, dan karena itu hendaklah kita semua dapat keluar dari zona nyaman , agar seluruh manusia Indonesia dapat hidup bernegara dengan rasa hingga benar benar tercipta manusia dan pemimpin yang berkualitas ,Ujar Megawati pada acara yang juga mengetengahkan penampilan beberapa kesenian tari dan penyerahan cinderamata berupa Foto dan Lukisan kepada Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila tersebut.

Komentar