JurnalPatroliNews – Jakarta – Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil, memberikan perhatian serius pada masalah tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantar Gebang.
Dalam penjelasannya, Ridwan Kamil mengungkapkan bahwa kondisi sampah yang menumpuk di sana sudah semakin parah dan bahkan setinggi 16 lantai gedung.
Menurutnya, hal ini menunjukkan bahwa Jakarta membutuhkan solusi kreatif untuk mengatasi masalah sampah sekaligus mendukung pembangunan yang berkelanjutan.
Ridwan Kamil berencana untuk mengubah sampah yang menumpuk di Bantar Gebang menjadi bahan baku yang berguna, yakni bongkahan yang menyerupai batako.
Konsep ini terinspirasi oleh praktik reklamasi yang diterapkan di Singapura, di mana sampah yang telah diproses diubah menjadi bahan konstruksi yang dapat dimanfaatkan dalam pembangunan.
“Di Singapura, mereka menggunakan campuran pasir laut dan sampah yang sudah diolah jadi bongkahan. Nah, kami ingin meniru konsep itu di Bantar Gebang.
Sampah yang menumpuk setinggi 16 lantai itu, sebagian bisa diolah jadi batako atau bongkahan yang bisa digunakan untuk proyek pembangunan,” kata Ridwan Kamil kepada wartawan di JS Luwansa Hotel & Convention Center, Jakarta Selatan, Kamis (7/11).
Batako Sampah untuk Proyek Giant Sea Wall
Jika terpilih menjadi Gubernur Jakarta, Ridwan Kamil berencana untuk memanfaatkan batako dari sampah Bantar Gebang untuk proyek reklamasi raksasa di Jakarta Utara, yakni Giant Sea Wall. Proyek ini merupakan bagian dari program besar yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto untuk memperbaiki pesisir Jakarta.
“Nantinya, batako-batako yang terbuat dari sampah ini akan digunakan untuk proyek reklamasi Giant Sea Wall di Jakarta Utara. Proyek reklamasi ini akan menggunakan 40 persen pasir laut dan 60 persen dari sampah yang saat ini hanya menumpuk di Bantar Gebang,” tambah Ridwan Kamil.
Namun, sebelum melanjutkan proyek ini, Ridwan Kamil memastikan bahwa pihaknya akan melakukan kajian mendalam, termasuk analisis dampak lingkungan (AMDAL).
Ia menekankan bahwa setiap pembangunan pasti membawa dampak, tetapi yang terpenting adalah memitigasi dampak tersebut dan memastikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat Jakarta.
“Setiap pembangunan pasti ada dampaknya, namun kita akan melakukan kajian dan mitigasi dampak semaksimal mungkin. Kita harus memastikan bahwa manfaatnya lebih besar daripada dampak negatifnya,” tutup Ridwan Kamil.
Komentar