Romo Benny: “Kalau Tidak Ada Soekarno-Hatta dan Ulama Mungkin Kita Tidak Seindah Ini”

JurnalPatroliNews – Jakarta,– Pastor Romo Antonius Benny Susetyo menyebut peran ulama pada saat perumusan Pancasila sangat berperan penting dan menentukan arah demi persatuan dan kesatuan bangsa Indoneisa.

Menurut Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) itu jika tidak ada Soekarno-Hatta dan peran umat muslim (Ulama) Indonesia yang sudah rela menghapus 7 kata dalam Piagam Jakarta pada Sila pertama tidak akan seindah ini.

“Imajinasi Soekarno-Hatta itu luar biasa dan juga jika tidak ada jasa tokoh besar umat muslim, Kiai Hasim Asy’ar, ketua Muhammadiyah, Ki Bagus Hadikusumo, mungkin kita seindah ini, dan itu kita harus catat jasa terbesar umat muslim, demi menjaga perrsatuan mereka rela mencabut 7 kata itu yang harus kita ingat”, ucapnya saat menjadi narasumber pada talkshow di kanal youtube Padasukatv Kamis, (25/3/2021).

Dalam pembahasan pernyataan Ketua DPR RI Puan Maharani tentang “Non Muslim yang diperbolehkan masuk ke dalam Masijid Istiqlal” Romo Benny mengapresiasi karena pada saat didirikan oleh pendiri bangsa, Masjid Istiqlal yaitu simbol dari kemerdekaan yang menyatu dengan Gereja Katedral yang menunjukan simbol Kebhinekaan.

“Nah masjid Istiqlal kan dulu dibangun bekas benteng yang disebut “citadel “ dibangun sebagai simbol kemerdekaan, yang menyatu dengan Gereja Katedral”, ucapnya.

Ia menekankan dengan kemerdekaan bangsa Indonesia, harus mampu merawat dengan kekuatan persatuan dan kesatuan dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika.

“Dan memang waktu itu luar biasa, kerjasama lintas iman dalam merawat Kebhinekaan”, terangnya.

Dirinya juga mengatakan keberadaan Gereja Kaedral dan Masjid Istiqlal sejak dibangun tidak pernah ada persoalan, hal tersebut menunjukan simbol keberagaman yang harus dijaga oleh seluruh masyarakat Indonesia.

“Istqlal dan Katerdal tidak hanya menjadi simbol peradaban (simbol Kebhinekaan) tetapi membawa kita semua, bahwa hebatnya bapak para pendiri bangsa kita, membawa intuisi bagaimana merajut indonensia”, tegasnya.

Dengan kerukunan yang dipupuk, maka dirinya optimis akan memperkuat struktur ekonomi bangsa, kondusifitas maupun kesejahteraan bangsa Indonesia seperti yang dicita-citakan nenek moyang kita.

“Kita punya modal, bahawa kerukunan kalau sudah dipupuk akan memperkuat struktur ekonomi, ekonomi itu kan bukan hanya sarana, barang dan jasa, tetapi hanya iklim yang saling membantu”, terangnya.

Disisi lain ia juga menyambut baik rencana Presiden Joko Widodo yang akan membangun terowongan bawah tanah menghubungkan antara Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral.

“Nah Dengan terowongan itu filosofi Pancasila, karena sebagai dasar dan pondasi bisa mempersatukan mempertemukan ragam kultural bangsa”, tutupnya.  (ER)

Komentar