Sebut Hambatan UMKM Indonesia, Teten: Ekosistemnya Belum Lengkap!

JurnalPatroliNews – Jakarta,- Teten Masduki, Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) menyebut adanya beberapa hambatan pelaku usaha kecil mikro menengah (UMKM) sulit memeperluas usahanya. Tepatnya hal ini kurang karena pelaku UMKM nasional masih banyak yang kesulitan mendapat pembiayaan, sulit mengakses teknologi produksi, sampai dengan sulit mengakses pasar.

Adapun hambatan tersebut, Teten menerangkan dikarenakan pelaku UMKM Indonesia masih jarang yang terkoneksi dengan rantai jaringan pelaku usaha produksi. dalam acara Diskusi Forwakop di Kemenkop UKM, Jakarta, Jumat (8/3/24).

“Saat ini masih banyak UMKM yang bersifat mandiri, sehingga dimulai dari membeli bahan baku, proses produksi, sampai dengan proses pemasarannya dilakukan sendiri. Padahal kalau kita lihat UMKM di negara-negara yang dijadikan benchmarking. Seperti China, Korea Selatan dan Jepang, UMKM sudah menjadi bagian rantai pasok industri. Jadi bukan lagi sendiri-sendiri,” kata Teten.

Lanjut Teten, adanya pelaku UMKM yang belum terkoneksi dengan rantai jaringan pelaku pemasok usaha produksi, mengakibatkan berbagai hambatan bagi pelaku UMKM. Seperti, pembiayaan UMKM di sektor pertanian masih 30% dan perikanan baru 2%.

Lebih jauh, Teten menegaskan sulitnya pembiayaan ini juga dipengaruhi oleh kepercayaan perbankan atau lembaga peminjam kepada pelaku usaha. Pihak pembiayaan sangat cemas pelaku UMKM tidak mampu melunasinya, dikarenakan penjualan produknya yang kurang masif.

“Kenapa di dalam pembiayaan UMKM itu masih sulit? Karena ekosistemnya belum lengkap. Kalau bank mau kasih pembiayaan, harus ada jaminan. Bisa nggak? Kalau dari sisi produsen, sisi pertanian kan nggak bisa langsung ke market, ke industri,” tuturnya.

Memperkuat hal ini, Teten memotivasi pentingnya hilirisasi di sektor pertanian dan perikanan. Menurutnya, hilirisasi tidak hanya untuk menumbuhkan nilai tambah produk. Namun, juga membentuk ekosistem bisnisnya.

Diharapkan kedepannya, para pelaku UMKM tidak lagi menjual barang mentah, melainkan mulai masuk ke industri dengan menjadi rantai pasok.

“Karena hilirisasi itu bukan hanya meningkatkan nilai tambah produk, tapi juga dua sektor ini memang didominasi pelaku UMKM. Sehingga mereka tidak lagi menjual barang mentahnya. Jadi, hilirisasi Jangan ditafsirkan hanya sekedar pengolahan barang mentah tapi juga membangun UMKM bagian dari industrialisasi, kita bicara selama ini rantai pasok,” pungkasnya.

Komentar