Sri Mulyani Yakin RI Tetap Aman Sentosa, Meski Global Mencekam

JurnalPatroliNews – Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memastikan, tren pemulihan ekonomi Indonesia masih akan terus berlanjut, meskipun kondisi perekonomian global masih berisiko tertekan pada tahun ini.

Kata dia, berdasarkan perkiraan IMF terakhir, ekonomi dunia akan melambat dari perkiraan 2022 sebesar 3,4% menjadi 2,8% pada tahun ini. Sedangkan ekonomi Indonesia menurutnya masih akan mampu bertahan di level atas 5%.

“Pemulihan ekonomi Indonesia masih terus kuat, ditandai dengan sejak kuartal IV 2021 hingga kini tumbuh di atas 5% secara beruntun.

Tahun lalu tumbuh 5,3% dan kuartal I tahun ini mencapai 5,03%,” ujar Sri Mulyani dalam acara the 2nd International Conference on Muslim Economy and Business (ICMWEB2023), Rabu (10/5/2023)
Ini kata dia tak lain ditopang oleh fundamental ekonomi Indonesia yang kuat.

Dari sisi skala ekonomi pun Indonesia masih sangat kuat dengan kekuatan pasar domestik dari sisi populasi terbesar ke empat dunia dan merupakan bagian dari 10 ekonomi terbesar dunia.

Di sisi lain, ia melanjutkan, pemerintah juga mampu menjaga pengelolaan fiskal atau APBN secara hati-hati disiplin, ditandai dengan defisiti anggaran pendapatan dan belanja negara yang telah mampu ke level di bawah 3%, dan rasio utang terhadap PDB jauh di level bawah batas aman 60% terhadap PDB.

“Ini kenapa dari sisi fiskal rating agency saat ini seperti Fitch, S&P, dan Moodys mereka memberikan penilaian bagi indonesia di level BBB stable rating. Ini sitausi yang sangat jarang bagi banyak negara actually trennya lebih buruk,” ujarnya.

Menurutnya, kondisi ini merupakan berkah bagi Indonesia, pada saat negara-negara maju, seperti Amerika Serikat yang tengah menghadapi krisis utang seiring dengan tingginya tekanan inflasi di negara itu.

Geliat sektor industri di tanah air kata dia juga masih terus meningkat secara pesat. Ditandai dengan Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia yang ada di angka 51,9 pada Maret 2023, menguat tipis dibandingkan pada Februari 2023 yang tercatat di 51,2.

“Domestic side dari agregat demand konsumsi rumah tangga sudah recover dengan pertumbuhan 4,9% yang mana memengaruhi 51,9% dari PDB kita. Investasi juga mulai recover dan expor kita berkontribusi sangat signifikan ke pertumbuhan ekonomi,” ungkapnya.

Komentar