Staff Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP: Pancasila merupakan Jawaban atas tantangan Lokal dan Global

Perbedaan yang ada justru menjadi sarana memperkaya sudut pandang dalam mengelola kerajaan.

konsep kebhinekaan ini yang menjadi spirit dari Universitas Brawijaya ini dalam mengelola segenap civitas akademikanya , keberagaman yang terbangun diharapkan tidak hanya bersifat lokal namun juga global, PR besar bersama bangsa Indonesia  adalah pertarungan kebudayaan antara global dan lokal, budaya adiluhung seperti Bhineka tunggal Ika dan Pancasila hendaknya dapat dikembangkan dan Senantiasa dibagikan sehingga nilai nilai luhur bangsa tidak hanya dapat bersaing namun dapat memberi pengaruh baik pada peradaban global, karenanya universitas Brawijaya siap bersinergi dengan berbagai pihak untuk dapat memberikan kontribusi baik dalam upaya pengembangan  Pancasila di berbagai bidang.

Selanjutnya Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila dalam Paparannya menyatakan bahwa Pancasila lahir dari pemikiran bung karno dari rahim bangsa indonesia, sejak Muda Sukarnolah yang memikirkan dan menggali Pancasila , penggalian Pancasila tersebut Merupakan buah dari proses dialog dan belajarnya dengan HOS Cokroaminoto di Surabaya, Douwes-Dekker di Bandung, serta Ki Hajar Dewantara dan beberapa tokoh lainnya dalam masa pergerakan, buah pemikiran tersebut kemudian terkristalisasi ketika Sukarno mengalami masa Pembuangan di Ende.

 Cerita Perjalanan Panjang penggalian Pancasila tersebut kemudian mengalami distorsi ketika terjadi usaha deSukarnoisasi oleh orde Baru yang diprakarsai  Menteri Pendidikan Saat itu Nugroho Notosusanto berusaha mengecilkan peran Sukarno dalam upaya Penggalian Pancasila dan menyatakan bahwa Muhamad Yaminlah yang banyak berperan dalam penggalian pancasila sebagai Dasar Negara , Kebohongan ini terbuka dalam Buku AB Kusuma  yang melaporkan mengenai penemuan catatan rapat penentuan dasar Negara yang ditemukan di  Pura Mangkunegaran Solo dimana diketahui bahwa Sukarno merupakan satu satunya tokoh yang menjawab pertanyaan Radjiman tentang dasar negara apa yang patut di terapkan di Indonesia dengan Jawaban  Pancasila  dan saat itu peran Yamin tidak lebih dari sekedar Notulensi, fakta tersebut divalidasi dengan kesaksian Muhammad Hatta dan bahkan Muhammad Yamin sendiri dalam acara dialog yang diselenggarakan februari 1964 di UGM

Lebih Lanjut Dokter Ilmu Komunikasi ini menyatakan sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2016 tentang Hari Lahir Pancasila , Pancasila 1 Juni  1945,22 Juni 1945 dan 18 Agustus 1945 adalah satu tarikan napas dan keberadaan tiga momen itu tidak bisa dipisah pisahkan dan tidak dapat diganggu gugat, dan meragukan Pancasila berarti  meragukan sejarah dan mengkhianati Negara dan Bangsa ini  , semua unsur dari Bangsa Indonesia harus mampu menjadikan Pancasila menjadi living dan working ideologi yang diaplikasikan secara nyata dalam kehidupan sehari hari serta dapat menjadi gugus insting dalam  berpikir dan bertindak.

Komentar