Umat Katolik Berpolitik Memperjuangkan Pancasila Dan Kesatuan NKRI

Dia pun menyebutkan bahwa kerja sama dari gereja dan kaum muda dapat menciptakan situasi yang kondusif dalam melaksanakan program-program pemerintah.

“Program-program pemerintah bergantung sekali dengan peran rumah-rumah ibadah, seperti gereja, dan umat, termasuk kaum mudanya, untuk bisa menciptakan karakter persatuan dan berpolitik bersama-sama. Karakter-karakter tersebut menciptakan suasana kondusif untuk pemerintah dapat menjalankan program-program tersebut, sehingga menciptakan kedamaian,” ujarnya.

Dalam sesi seminar ini, Benny, sapaan akrab pakar komunikasi politik tersebut, menyebutkan bahwa politisasi dan perpecahan akibat situasi politik di Indonesia, bahkan di dunia, benar adanya.

“2024 akan menjadi tahun politik magis, yang penuh kekerasan, penuh manipulasi agama, memecah belah masyarakat dan mengancam keutuhan negara serta eksistensi Pancasila sebagai dasar negara Indonesia,” serunya.

Salah satu rohaniwan Katolik itu menyatakan sikapnya mengenai orang Katolik dan perjalanannya dalam sejarah Indonesia.

“Dulu, banyak pemuda yang masuk dalam gerakan kemerdekaan Indonesia, Yos Sudarso, misalnya, tetapi semenjak masa Orde Baru, umat Katolik malah menjadi bermain sendiri di lapangannya sendiri. Sibuk sendiri dengan urusan altar, dan tidak masuk ke dalam massa; orang Katolik berubah menjadi pragmatis,” ujar Benny.

Komentar