Vaksin Nusantara Disebut Bukan Vaksin?Ini Kata Ahli..

JurnalPatroliNews Jakarta – Mantan Mentri Kesehatan, Terawan Agus Putranto soal vaksin nusantara sampai saat ini masih menjadi perdebatan di kalangan publik

Praktisi Kesehatan dari Rumah Sakit Umum Pusat DR. Hasan Sadikin Bandung,Dokter Samuel P.K. Sembiring Akhirnya merespon hal tersebut

Dokter Samuel mengaku, sudah lama ingin ingin membahas soal Vaksin Nusantara namun baru memiliki kesempatan. Akhirnya, Dokter Samuel membahas terkaut Vaksin Nusantara lantaran ada yang mendorongnya melakukan.

Dikatakan Dokter Samuel, seseorang yang mendorongnya itu menolak vaksin dari luar negeri dan menunggu Vaksin Nusantara. Selain itu, alasan seseorang itu menolak vaksin luar negeri lantaran khawatir ada sesuatu yang sengaja dimasukkan ke dalam vaksin.

Selain itu kata dia, ia seorang tersebut juga menyebut bahwa menggunakan Vaksin Nusantara sama dengan mencintai produk dalam negeri.

Kemudian, Dokter lulusan FK Universitas Sumatra Utara ini menyebut, bahwa Vaksin Nusantara bukanlah vaksin. Menurutnya, bisa jadi banyak orang belum paham bahwa vaksin besutan Terawan ini menggunakan metode berbeda.

“Vaksin Nusantara ini menggunakan metode dendritik. Metode ini biasanya dikerjakan pada penderita kanker,” ujarnya melalui akun Instagram pribadinya @doktersam dikutip Selasa (21/9).

Dokter Samuel menegaskan, Vaksin Nusantara berbeda dengan vaksin yang selama ini digunakan di Indonesia untuk melawan Covid-19. “Bukan disuntikkan lalu anda pulang, tapi darah anda diambil kemudian diproses hingga 7 hari lalu disuntikkan kembali ke anda,” jelas Dokter Samuel.

Lantaran itu, tambahnya, Vaksin Nusantara lebih tepat disebut imunoterapi ketimbang vaksin. “Mengetahui metodenya demikian, maka lebih tepat bila Vaksin Nusantara ini disebut IMUNOTERAPI BUKAN VAKSIN,” tegasnya.

Dokter Samuel juga berpesan kepada pengikutnya di Instagram yang mencapai 47,6 ribu itu agar tidak menunggu-nunggu untuk divaksin.

Sementara itu, kata dia, ia tetap mendukung dan menunggu perkembangan terbaru terkait pengembangan Vaksin Nusantara.

Komentar