Sudah Terbukti, Laboratorium Di Kanada Gunakan Metode Sel Dendritik Vaksin Nusantara Untuk Obati Malaria, HIV Hingga Pneumonia

JurnalPatroliNews – Jakarta,- Sel dendritik yang merupakan basis pembuatan Vaksin Nusantara sebagai salah satu solusi mengatasi pandemi Covid-19 juga digunakan sebagai metode pengobatan sejumlah penyakit lainnya di luar negeri.

Penelitian untuk mengobati HIV/AIDS baru saja diselesaikan para peneliti di Institut Riset Vaksin Prancis.

Sel dendritik adalah Antigen Presenting Cell (APC) terkuat di tubuh manusia yang berperan penting dalam kekebalan tubuh imun. 

Terbaru, Rajan George dari Paladin Biosciences, sebuah divisi dari Paladin Labs Inc. di Kanada segera memproduksi vaksin dengan antigen malaria menggunakan basis sel dendritik.

Hal itu dilakukan sebagai upaya menginduksi antibodi dan respons imun dengan perantara sel terhadap parasit malaria pada berbagai tahap infeksi.

Menukil laporan grandchallenges.org, laboratorium itu menargetkan membuat vaksin malaria menggunakan basis sel dendritik. 

Namun demikian, penemuan vaksin baru untuk mengobati diare, HIV, malaria, pneumonia, dan TB itu secara historis bergantung pada proses trial and error yang panjang dan mahal dan memiliki catatan keberhasilan yang tidak merata. 

Selain itu, banyak infeksi yang ditemukan bersifat kronis dan memerlukan cara yang sangat berbeda untuk menghasilkan kekebalan protektif dibandingkan dengan vaksin tradisional.

Dalam pendekatan saat ini, laboratorium itu mengkombinasikan antigen dengan adjuvant dan diformulasikan untuk merangsang respons imun yang diinginkan. 

“Kandidat ini harus menjalani penelitian pada hewan dan uji kemanjuran manusia yang besar pada populasi target untuk menilai potensi mereka,” tulis laporan itu. 

Disebutkan, penelitian menggunakan sel dentritik tersebut bertujuan menghasilkan petunjuk vaksin baru yang belum dicoba untuk diare, HIV, malaria, pneumonia, dan TB. 

“Kami mencari proposal yang “di luar jalur”, berani dalam premis dan jelas berbeda dari pendekatan yang sedang dikembangkan atau digunakan saat ini,” lanjut laporan itu. 

Diketahui, di Indonesia penelitian serta pengembangan sel dentritik telah dilakukan dan diprakarsai mantan Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto. 

Metode tersebut kemudian dinamakan Vaksin Nusantara. Vaksin Nusantara berbasis sel dendritik aman untuk masyarakat dan untuk orang yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid.

Dalam prosesnya, sel dendritik akan dipertemukan dengan rekombinan antigen di laboratorium, sehingga memiliki kemampuan untuk mengenali virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.

Komentar