Bipang President Jokowi

By: Zeng Wei Jian

 

Theory “Reader-Response”: dua orang baca satu materi, but understand it or absorb it differently. Reader #1 menilai konten sebagai “trash”. The other thinks it is brilliant. Ada “Barriers to Effective Communication”. Orang negative selalu salah memahami “authorial intent”.

President Jokowi ucap pidato. Seputar mudik lebaran. Promosi kuliner khas Indonesia. Ada Gudek Yogya, Bandeng Semarang, Pempek Palembang, Siomay Bandung & Bipang Kalimantan. Bisa dibeli online.

Haters bereaksi. “Bipang” artinya Babi Panggang. President Jokowi dicerca. Position-hunters liat cela. Chanelisasi anger ke Pratikno. Moderasi pressure. Save-Jokowi sambil gambling pecat scriptwriter.

Novelist Jake Arnott menyatakan, “Narrative is a powerful force”. Haters ciptakan narasi President Jokowi ngajak muslim makan bipang. Ngga ngerti apa-apa soal agama.

Ada problem “Reader-Response”. Haters salah ngerti. “The beginning of understanding is to first check the anger at the door,” kata veteran bookseller Steve Laube.

Friedrich Schleiermacher melihat adanya problem deciphering dan the nature of understanding to human modes of communication.

Friedrich Schleiermacher membedakan antara “grammatical interpretation” dan “psychological interpretation”.

Penulis Script President take it for granted. Minoritas Non-muslim merayakan lebaran. In social & cultural aspect. In-der-Welt-sein. Majority rule. Ikut mudik & libur.

Ada sekitar 4 juta orang Dayak di Kalimantan, 63% beragama Kristen. Plus etnis Tionghoa, Manado, Batak, Ambon yang Non-muslim. “Bipang Ambawang” ditujukan kepada mereka.

Tim Konten President adopsi branch of linguistics known as pragmatics. Yang disebut “presupposition” yaitu an implicit assumption about background relating to an utterance whose truth is taken for granted in discourse.

Syahdan, banyak orang go-block. Mereka jarang pake standard rules of logic pada fortiori argument. In Hebrew disebut קל וחומר – kal v’chomer.

Sehingga Pidato Promo Kuliner President Jokowi harus dibreak-down menggunakan Hermeneutics (methodology of interpretation) dan Exegesis (critical interpretation) soal “Babi-Panggang”.

THE END

Komentar