Parlemen dan Pelacur: Kasus DPRD Kabupaten Probolinggo Yang Mengadukan Pengritiknya

Padahal Didik hanya menyampaikan suatu perbandingan, dalam orasinya dikatakan begini, “Lebih mulia pelacur yang ada di Klerkeran (lokasi prostitusi). Karena kalau pelacur itu, mau menjual diri untuk anak dan keluarganya. Sedangkan anggota dewan cuma kunjungan saja, yang dipikirkan dirinya.”

Pernyataan ini memang keras, sekeras amarah rakyat yang sudah diubun-ubun. Tidak perlu dan sama sekali tidak pantas jika parlemen Probolinggo sampai melaporkannya ke polisi. Justru seharusnya mereka segera mencari tahu mengapa kelangkaan dan kemahalan itu sampai terjadi, lalu apa usulan solusinya.

Ketidaksangupan parlemen Probolinggo untuk menerima kritik semacam itu justru menandakan tak adanya empati pada persoalan nyata yang dihadapi rakyatnya. Apakah selama ini hanya memikirkan diri sendiri selama kunjungan-kunjungannya kesana dan kemari?

Ayolah anggota dewan yang terhormat, respon kritikan rakyatmu sendiri secara dewasa dan tidak baperan. Fokus pada persoalan pupuknya, bukan yang lain dan akhirnya malah lari dari inti soalnya.

Jakarta, Minggu, 28 Mei 2023
Andre Vincent Wenas,MM,MBA. Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis PERSPEKTIF (LKSP), Jakarta.

Komentar