JurnalPatroliNews – Jakarta – Pada Pemilu 2024 yang tengah berlangsung, dinamika politik di Indonesia menjadi sorotan utama. Seakan mengikuti pepatah yang menyebutkan bahwa wajah buruk dapat merusak cermin, elektabilitas Presiden Joko Widodo (Jokowi) terancam stagnan.
Kondisi ini bahkan membuat Presiden ikut turun langsung dalam kampanye, meskipun sudah memasuki dua periode kepemimpinan.
Presiden Jokowi menegaskan bahwa ia dan menteri dapat terlibat dalam kampanye, dengan catatan tidak menggunakan fasilitas negara. Namun, pengamat politik Samuel F Silaen mempertanyakan keputusan ini, menyebut bahwa banyak peneliti dan akademisi menilai sikap dan perilaku presiden semakin kacau di akhir masa jabatannya. Pertanyaannya muncul, mengapa presiden sampai mengalami kegalauan berat dan terlibat langsung dalam kampanye?
Silaen menyoroti bahwa keputusan presiden tersebut telah mengejutkan masyarakat. Jokowi, yang awalnya dianggap baik dan menjadi idola, kini terlihat berbeda dengan sikap yang dianggap “bringas” dan tidak terduga. Muncul spekulasi apakah Jokowi sudah kehilangan kepercayaan rakyat, karena dukungan fanatik dari masa lalu perlahan-lahan menjauh.
Pengamat politik menunjukkan bahwa kekuasaan yang berlebihan dapat menciptakan ketidakpercayaan di kalangan masyarakat. Masyarakat tidak mungkin tidak memahami dinamika yang terjadi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sikap diam rakyat dianggap sebagai bentuk hukuman terhadap penguasa yang dianggap otoriter dan tamak.
Menyikapi pemilu sebagai hak konstitusional rakyat, Silaen menyoroti bahwa pemilihan pemimpin harus dilakukan dengan maksud dan harapan untuk memilih pemimpin yang benar-benar melayani kepentingan seluruh rakyat.
Namun, Jokowi yang dulunya dihormati, kini tinggal kenangan tanpa bekas. Pengamat politik menambahkan bahwa apa yang dilakukan oleh Jokowi telah melewati batas, menciptakan suatu kondisi di mana reputasi sosok presiden menjadi pudar, sesuai dengan perumpamaan bahwa kekeringan setahun dapat lenyap dengan guyuran hujan dalam satu malam.
Komentar