WR III UWM: Politik di Indonesia Tidak Se-horor di Negeri Lain

JurnalPatroliNews – Yogyakarta,- Tahun politik merupakan tahun yang penuh intrik, para politisi berlomba menarik perhatian publik, dengan berbagai trik. Menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres), media sosial riuh dengan berbagai berita hitam dan putih. Lembaga survei sibuk menghitung elektabilitas dan para akademisi membaca serta memprediksi situasi.

Hal ini diungkapkan oleh Puji Qomariyah, S.Sos., M.Si. yang merupakan Wakil Rektor III UWM dalam acara Diskusi Terbatas Outlook Ekonomi Politik Sosial Hukum Budaya Pertahanan dan Keamanan Indonesia 2024 pada Kamis (28/12/2023) di Kampus Terpadu UWM, Banyuraden, Gamping, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Acara ini dihadiri oleh para Wakil Rektor (WR) dan Dekan di lingkungan UWM, peminat kajian ekonomi politik sosial dan hukum, serta delegasi dari Kamar Dagang dan Industri Indonesia Daerah (Kadinda) dan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) DIY. Acara ini diselenggarakan secara daring dan luring.

Lebih lanjut, Puji Qomariyah mengemukakan politik di Indonesia tidak sehoror di negeri orang. “Di Indonesia yang semula oposisi besok menjadi rekan koalisi. Bermain di dua kaki menjadi jurus ampuh utk keseimbangan kesehatan partai. Gonta-ganti partai menjadi gaya hidup dan byk disukai,” kata dosen Program Studi Sosiologi ini.

Acara tersebut diawali dengan Keynote Speech dari Rektor UWM, Prof. Dr. Edy Suandi Hamid, M.Ec. Narasumber dalam acara ini adalah Dr. Suparman Marzuki, S.H., M.Si. yang merupakan Ketua Bidang Pengawasan Hakim dan Investigasi Komisi Yudisial Republik Indonesia, Dr. Wing Wahyu Winarno, MAFIS, Ak., CA yang merupakan dosen STIE YKPN Yogyakarta dan juga Komisaris Utama PT Anindya Mitra Internasional, dan Dr. Roni Sulistyanto Luhukay, S.H., M.H. yang merupakan dosen Fakultas Hukum UWM. Acara ini dimoderatori oleh Ronny Sugiantoro Viko yang merupakan jurnalis senior Kedaulatan Rakyat.

Rektor UWM dalam pemaparannya menyampaikan bahwa perekonomian Indonesia, khususnya dilihat dari indikator pertumbuhan ekonomi, akan banyak dipengaruhi situasi politik 2024, utamanya situasi Pemilihan Umum, baik untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) maupun Pemilihan Legislatif (Pileg) yang akan berlangsung 14 Februari 2024.

“Para pelaku ekonomi, utamanya pemilik modal baik dari dalam maupun luar negeri, masih akan wait and see, akan melihat siapa Presiden yang akan terpilih, dan bagaimana kebijakan ekonomi yang ditempuh. Demikian pula Parpol yang menang akan menjadi perhatian juga, walaupun pengaruhnya tidak sebesar Presiden.  Demikian pula pelaksanaan Pemilunya, apakah lancar, atau sebaliknya chaos, menjadi perhatian investor,” kata mantan Ketua Forum Rektor Indonesia ini.

Suparman Marzuki dalam penyampaian materinya mengemukakan bahwa demokrasi Indonesia mengalami penurunan, di dalamnya termasuk perlindungan hak sipil dan politik.

 “Tingkat korupsi tinggi, terjadi penurunan fasilitatif hukum, memfasilitasi perkembangan ekonomi, politi, budaya. Represivitas hukum di Indonesia masih terlalu dominan. Masa depan sangat tergantung dengan presiden yang akan datang,” kata Dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia ini.

Wing Wahyu Winarno dalam kesempatan ini menyatakan bahwa literasi digital di Indonesia masih rendah. “Teknologi Finansial semakin memudahkan, seperti OVO, GoPay, KAI-Pay, dan QRIS (baik yang statis maupun dinamis). Cara berdagang model baru: ada reseller, dropshipper, paylater, preorder. Banyak prediksi dalam 3-5 tahun ke depan, ada 65% jenis pekerjaan baru yang saat ini tidak ada,” tambah Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) YKPN ini.

Roni Sulistyanto Luhukay dalam pemaparannya mengatakan bahwa pemilihan legislatif juga banyak mendapatkan sorotan masyarakat mengingat parpol mengusung pasangan calon (paslon) yang sering kali ditemui sama dengan paslon sebelumnya, serta tidak adanya batasan periode terhadap calon legislative membuat sirkulasi elit tidak berjalan sebagaimana mestinya dengan tidak berjalalannya serkulasi elit membuat setiap kebijakan yang di keluarkan tidak mampu merespon kepentingan setiap generasi dalam perkembangan globalisasi hari ini.

Diskusi ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan masukan bagi berbagai pihak, terutama pemerintah, dalam merumuskan kebijakan dan strategi untuk menghadapi tantangan-tantangan yang akan dihadapi Indonesia pada tahun 2024.

Komentar