Ada Kesamaan Visi, Dubes India Sebut: RI & India Bagai Saudara Kembar, Benarkah…?

JurnalPatroliNews – Jakarta – Duta Besar India untuk Indonesia Manoj Kumar Bharti menyebut, India dan Indonesia memiliki kesamaan visi dalam mencapai tujuan besar pada hari kemerdekaan masing-masing negara. Jika Indonesia berusaha mewujudkan cita-cita menjadi negara ekonomi terbesar keempat di dunia pada tahun 2045, India berupaya menjadi negara ekonomi terbesar ketiga pada 2047 mendatang.

“Karena kita memang seperti saudara kembar, baik bicara sistem pemerintahan, tingkat perkembangan ekonomi dan jalan ke depan, perencanaan yang dilakukan untuk masa depan,” ujarnya di kantor Kedubes India untuk RI di Gama Tower, Jakarta, Rabu (18/1/2023).

Menurutnya, Indonesia dan India sama-sama memiliki jumlah penduduk yang besar. Hal tersebut merupakan sebuah potensi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di masing-masing negara.

Manoj menyebut, saat ini perkembangan teknologi yang sangat pesat memengaruhi gaya hidup masyarakat yang serba digital. Dalam hal ini keuangan digital (financial technologi/fintech), khususnya pada industri perbankan dapat memengaruhi miliaran orang dengan sangat cepat.

Dengan jumlah penduduk yang padat, diperlukan inklusi percepatan akses keuangan. Dalam hal ini, fintech dapat menjadi solusi bagi kedua negara tersebut.

“Apa yang dimulai sebagai perbankan online di India pada awal tahun 2000-an, telah berkembang menjadi perbankan digital dan kini telah berubah menjadi industri yang berkembang pesat dengan nilai lebih dari US$ 194 miliar,” sebutnya.

Apalagi, setelah G20 digelar di Indonesia, ‘bola’ selanjutnya ada di tangan India yang akan menjadi tuan rumah. Menurutnya, hal itu menjadi peranan yang sangat penting di tengah ketidakpastian ekonomi dan gejolak geopolitik global saat ini.

“Dan dalam skenario ini, peran teknologi digital dan fintech yang sudah dipraktikkan di India menjadi hal yang perlu diperhatikan dan ditonjolkan. Kita telah melihat bahwa Covid-19 dan setelah itu, konflik di Ukraina telah menimbulkan malapetaka di sektor ketahanan pangan, energi dan pupuk. Aliran modal mulai menyempit bahkan saat utang menumpuk. Permainan kekuatan besar di Indo Pasifik menambah tanggung jawab yang lebih besar bagi negara-negara seperti kita untuk mengelola keseimbangan geopolitik,” jelasnya.

Namun, Manoj memandang, dampak gejolak ekonomi global tidak akan terlalu berdampak pada ekonomi India maupun Indonesia.

“Ketika saya mengatakan yang lain, kami sebenarnya mengacu pada India dan Indonesia dengan banyak tanda hubung dan tidak berdampak,” pungkasnya.

Komentar