Detik-Detik Terakhir Hidupnya, Pendeta Yeremia Beberkan Identitas Oknum TNI Pelaku Penembakan

Jurnalpatrolinews – Jayapura : Pendeta Yeremia Zanambani ditembak mati di Kampung Bomba, Distrik Hitadapi, Kabupaten Intan Jaya, Provinsi Papua, Sabtu (19/09/2020) lalu. Pasalnya, Pendeta Yeremia Zanambani dicurigai bekerjasama dengan pihak sebelah. Bahkan korban termasuk enam orang warga setempat yang menjadi target pembunuhan.

Hal ini terungkap setelah Tim Pansus Kemanusiaan DPR Papua, bergerak cepat mengumpulkan fakta-fakta dan mendengar langsung dari keluarga korban dan para saksi, pasca insiden penembakan Pendeta Yeremia Zanabani di Kampung Bomba, Distrik Hitadapi, Kabupaten Intan Jaya, Provinsi Papua, Sabtu (19/09/2020) lalu.

Ketua Tim Pansus Kemanusiaan DPR Papua Feryana Wakerkwa, didampingi Anggota Paskalis Letsoin, Namantus Gwijangge dan  Deki Nawipa, ketika menyampaikan keterangan di Hotel Horison Kotaraja, Kota Jayapura, Jumat (09/10/ 2020).

Paskalis Letsoin mengatakan Tim Pansus Kemanusiaan DPR Papua bertemu tiga orang saksi, pasca  insiden penembakan Pendeta Yeremia Zanambani.

Ketiga saksi ini ditenggarai berada bersama-sama sebelum insiden penembakan Pendeta Yeremia Zanambani. Masing-masing istri korban dan dua orang wanita.

Ia menjelaskan, pihaknya bekerja dan melihat situasi yang ada, kemudian bertemu langsung dengan keluarga korban maupun saksi-saksi. Masing-masing istri korban dan dua orang saksi, diantaranya pendeta.

Dikatakan dari hasil pertemuan itu diperoleh informasi ataupun data bahwa Pendeta Yeremia Zanambani meninggal, karena ditembak. Pelaku mengarahkan laras senjata ke arah korban. Korban dalam posisi kedua tangannya diangkat  sebagai tanda menyerah.

Tapi pelaku justru menembak dan menembus tangan kiri korban. Kemudian korban ditusuk dengan sangkur di bagian belakang leher.

“Korban ditembak, tapi tak langsung mati. Jadi beliau mengakhiri hidupnya sekitar pukul 24.00 WIT di kandang babi miliknya, setelah terjadi penembakan itu,” ujar Letsoin.

Dikatakan, para saksi mengetahui pelaku penembakan adalah oknum TNI. Pasalnya, ketika istri dari korban dalam perjalanan pulang kerumah dia bertemu sekelompok anggota TNI. Sebagian anggota TNI yang dijumpai ada yang sering bertamu dan makan di  rumah Pendeta Yeremia Zanambani.

Saat itu oknum pelaku bertanya kepada istri korban ada siapa diatas. Akhirnya istri korban menjawab ada Bapak Pendeta di atas.

Awalnya istri korban bertemu cukup banyak anggota TNI, sehingga dia merasa ketakutan, karena banyak angota TNI berjalan dengan senjata lengkap. Tapi lantaran dia melihat diantara mereka ada satu yang dia kenal dan dianggap seperti anak angkat, maka dia berani.

Setelah ngobrol istri korban pergi  ke rumah pada pukul 18.00 WIT. Lantaran suaminya belum juga kembali kerumah, istri korban menyusul suaminya. Betapa kaget sang istri menyaksikan korban tak berdaya setelah ditembak.

Korban masih sempat menyampaikan kepada istri dan dua orang saksi bahwa dirinya ditembak oleh TNI sekaligus menyebut nama oknum pelakunya.

Saksi juga mengisahkan bahwa sebelum insiden penembakan Pendeta Yeremia, anggota TNI membakar rumah warga dan terdengar suara tembakan.

Menurut saksi anggota TNI justru bergerak menuju ke tempat dimana ada Pendeta Yeremia berada. “Jadi kesaksian -kesaksian yang diberikan 3 orang saksi diduga kuat pelakunya oknum TNI,” ujar Letsoin.

Sementara itu, Feryana Wakerkwa mengatakan, ketiga saksi  menuturkan pasca insiden penembakan salah-satu anggota TNI, maka personil Koramil Persiapan Hitadipa melakukan penyisiran di rumah-rumah warga.

Anggota TNI bahkan telah menyampaikan kepada warga, yang ditemui di pasar atau tempat-tempat umum bahwa setidaknya ada enam orang  warga yang menjadi target pembunuhan, diantaranya Pendeta Yeremia Zanambani.

“Pelaku sampaikan bahwa kalau pendeta itu dalam gereja jadi domba, tapi kalau sudah di luar gereja jadi srigala,” ujar Feryana, sembari pelaku juga mengatakan bahwa enam orang itu adalah musuhnya. (papua inside)

Komentar