JurnalPatroliNews – Jakarta, – Isu soal rencana mundurnya Sri Mulyani, Menteri Keuangan, pertama kali diungkap oleh Faisal Basri, Ekonom Senior.
Menurut Faisal, Sri Mulyani menganggap Pemerintahan Jokowi berpihak pada pasangan calon nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka pada Pilpres 2024.
“Ayo sama-sama kita bujuk Bu Sri Mulyani (menteri keuangan), Pak Basuki (menteri PUPR Basuki Hadimuljono), dan beberapa menteri lagi untuk mundur. Itu efeknya dahsyat. Secara moral, saya dengar Bu Sri Mulyani paling siap untuk mundur. Pramono Anung (sekretaris kabinet) sudah gagap. Kan PDI (PDI Perjuangan) belain Jokowi terus, pusing,” ungkap Faisal beberapa waktu silam.
Lalu bagaimana dampaknya bagi Pemerintah jika Sri Mulyani benar-benar mundur?
Ronny P Sasmita, Analis Senior Indonesia Strategic and Economic Action Institution (ISEAI), menggambarkan, dampak pertama yang paling besar adalah potensi menurunnya kredibilitas keuangan Pemerintah.
Ronny menikau, Penurunan kredibilitas, bisa membuat kepercayaan investor akan luntur, yang pada ujungnya bisa memicu terjadi capital outflow besar-besaran.
“Karena selama ini, kredibilitas keuangan dan pengelolaan Fiskal Nasional dipandang sangat baik berkat kehadiran Sri Mulyani di pos Kementerian Keuangan,” tuturnya.
Ia menjelaskan, perekonomian Indonesia yang selama ini memiliki bantalan yang kuat, adaptif dan perspektif, di bawah nahkoda Sri Mulyani, akan hilang. Pasalnya, kredibilitas keuangan Nasional yang turun.
“Kredibilitas keuangan nasional ini berkaitan dengan kemampuan fiskal nasional dalam merespon berbagai tekanan ekonomi, baik internal maupun eksternal, yang selama ini dipandang baik oleh pelaku usaha nasional dan investor global,” jelasnya.
Komentar