Menurut Chepy, hasil telisik Tim Jaya Center, alasan optismistis Mas Pram dan Bang Doel mampu memimpin Jakarta, karena khususnya Mas Pram selama berkarier di politik hingga dua kali menjabat di kabinet Presiden Jokowi, tergolong pejabat yang bersih dari korupsi.
Begitu pula Bang Doel yang pernah menjabat bupati Tangerang hingga jadi gubernur Banten, juga tidak terindikasi korupsi.
“Khususnya, milenial juga mengaku tidak pernah dengar soal Mas Pram dan Bang Doel ada catatan buruk lain selama berkarier di pemerintahan. Jadi, melenial yakin Mas Pram dan Bang Doel akan amanah jika dipercaya warga Jakarta untuk memimpin dan mengelola Jakarta,” ungkap Chepy.
Bahkan, lanjut Chepy, milenial khawatir Jakarta yang memiliki APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) DKI Jakarta per tahun Rp 85,1 triliun jika sampai jatuh ke tangan figur yang tidak tepat. Praktis, yang paling merugi adalah kalangan milenial. Sebab, milenial dan Gen Z adalah penyumbang suara terbesar dalam Pilkada, yakni 51 persen.
“Milenial kritis, mereka mengerti APBD Jakarta itu terbesar di antara semua provinsi di Indonesia. Mereka sangat menghendaki Jakarta dipimpin Mas Pram dan Bang Doel. Sehingga, gagasan Jaring Asmara bisa dimanfaakan maksimal untuk menyampaikan aspirasi milenial gen Z bagaimana mendapatkan manfaat dari APBD yang sangat besar itu,” pungkas Chepy.
Komentar