Rommy: PPP Butuh ‘Superman’ untuk Kembali ke Senayan

JurnalPatroliNews – Surabaya – Ketua Majelis Pertimbangan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Romahurmuziy alias Rommy, menyatakan bahwa partainya kini membutuhkan figur luar biasa atau sosok “Superman” untuk bisa kembali menembus parlemen setelah gagal lolos pada Pemilu 2024.

Rommy menyebut tantangan yang dihadapi PPP sangat berat sehingga hanya tokoh yang benar-benar tangguh yang mampu membawa partai berlambang Ka’bah itu kembali ke Senayan.

“Partai ini perlu Superman, bukan Suparman. Superman dalam artian seseorang yang luar biasa,” ujar Rommy saat menghadiri Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) PPP Jawa Timur di Vasa Hotel, Surabaya, Minggu malam (29/6).

Ia menambahkan, dibutuhkan tokoh yang bukan sekadar biasa, melainkan memiliki kekuatan luar biasa. Hal ini dikarenakan belum pernah ada partai politik di Indonesia yang mampu kembali ke DPR RI setelah gagal melewati ambang batas parlemen.

“Superman itu kan manusia biasa yang punya kekuatan hebat. Kita sekarang butuh yang benar-benar kuat luar biasa, karena misi untuk kembali ke Senayan adalah menantang sejarah sejak 1999. Belum ada satu pun partai yang berhasil kembali setelah keluar. Jadi kita butuh tokoh sekelas Superman, entah datang dari planet Krypton atau tempat lain,” canda Rommy.

Belum bisa dipastikan apakah pernyataan Rommy itu merupakan sindiran terhadap Agus Suparmanto, mantan Menteri Perdagangan, yang belakangan disebut-sebut sebagai kandidat ketua umum PPP.

Rommy juga memberikan tanggapan tajam mengenai isu bahwa Plt Ketua Umum PPP, Muhamad Mardiono, berencana mencalonkan diri secara resmi dalam Muktamar mendatang.

Menurutnya, semua kader memiliki hak untuk maju sebagai calon ketua umum. Namun, ia menegaskan bahwa hak tersebut seharusnya diiringi dengan rekam jejak dan kinerja yang baik, sebagaimana diatur dalam Anggaran Rumah Tangga PPP.

“Pak Mardiono memang memiliki basis dukungan seperti di NTT, Papua, DKI Jakarta. Itu haknya untuk maju. Tapi kita harus melihat kinerja juga,” ujar Rommy.

Ia menyoroti menurunnya perolehan kursi DPR RI di bawah kepemimpinan Mardiono. Dari sebelumnya 19 kursi, PPP kini tidak mendapatkan satu pun kursi di parlemen.

“Kalau kursi dari 19 turun jadi nol, apakah itu yang disebut prestasi?” sindirnya.

Rommy menuturkan, keputusan akhir soal siapa yang akan memimpin PPP akan ditentukan oleh para peserta Muktamar, yang disebutnya mencapai sekitar 700 suara. Jumlah ini berasal dari seluruh pengurus kabupaten/kota dan provinsi, ditambah suara tambahan dari perolehan kursi legislatif.

“Total suara sekitar 700-an. Itu termasuk 514 kabupaten/kota, 34 provinsi, dan tambahan dari perolehan kursi. Misalnya, jika sebuah wilayah mendapat lebih dari empat kursi, ada insentif suara tambahan,” jelasnya.

Muktamar PPP dijadwalkan akan berlangsung pada 29 September hingga 1 Oktober 2025 di Bali. Forum ini dipandang sebagai momen penting untuk menentukan arah dan masa depan partai.

Diperkirakan, kontestasi dalam Muktamar akan berlangsung sengit, mengingat sejumlah nama dari internal maupun eksternal partai mulai disebut-sebut sebagai penantang Mardiono. Beberapa tokoh yang muncul antara lain Menteri Pertanian Amran Sulaiman, mantan KSAD Jenderal (Purn) Dudung Abdurachman, mantan Ketua Bappilu PPP Sandiaga Uno, Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen, serta eks Ketua Umum PPP periode 2020–2022, Suharso Monoarfa.

Komentar