Santai Diserang Kanan-Kiri, Mahfud MD: Terima Kasih, Artinya…

JurnalPatroliNews, Jakarta – Menko Politik, Hukum dan Keamanan (Polhukam), Mahfud MD menanggapi santai kritikan kepada dirinya yang nonton sinetron “Ikatan Cinta” saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat. Eks Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu tak emosi, dia malah ucapkan terima kasih.

Kritikan yang ditujukan kepada Mahfud ini muncul tak lama setelah ia mencuit di akun Twitternya, @mohmahfudmd, pada Kamis (15/7) malam. Isinya antara lain, mengaku bisa menonton sinetron Ikatan Cinta selama PPKM Darurat. Sinetron yang digemari ibu-ibu itu asyik juga meski, ceritanya agak mutar-mutar.

Tak lama setelah Mahfud melepas cuitan itu, kritikan pun berdatangan. Sepanjang Jumat lalu, kritikan datang tak henti-henti. Kritikan bukan hanya dari pihak oposisi macam politisi Demokrat dan PKS. Tapi juga datang dari partai koalisi seperti Gerindra. Bahkan dari influencer yang jadi pendukung pemerintah seperti Denny Siregar.

Macam-macam serangan kepada Mahfud ini. Ada yang menyindir, ada juga yang mencibir dan nyinyir. Ada yang bilang tak punya empati, nggak kerja, dan macam-macam.

Bagi yang tak biasa diserang, berbagai omongan warganet ini tentu bisa bikin emosi jiwa. Namun, Mahfud tak terlalu terganggu dengan serangan-serangan tersebut. Kepada wartawan, Guru Besar Hukum Tata Negara ini, menilai semua kritikan dan dukungan kepadanya itu bagus.

“Terima kasih atas semua kritik dan dukungan untuk cuitan saya itu. Itu artinya demokrasi berjalan. Ada yang punya pandangan, ada yang mengkritik, ada yang mendukung, dan ada yang diam saja, Tidak ada yang melanggar hukum,” kata Mahfud.

Menurut Mahfud, sebenarnya ada pesan yang ingin disampaikan melalui cuitan soal sinetron Ikatan Cinta itu. Yaitu menyinggung soal ketentuan hukum pidana terkait adegan sinetron. Mahfud rupanya gatal tangan melihat ada ketidakberesan dalam penanganan hukum, meski itu terjadi dalam sebuah sinetron.

“Agar di ruang publik yang banyak ditonton orang, hukum dipahami sesuai bidangnya. Ada perbedaan mendasar antara hukum pidana, hukum perdata, dan hukum administrasi. Kalau ini tak dipahami ya kacau, apalagi kalau diperagakan sebagai tindakan aparat,” ujarnya.

Soal kritikan yang menyebut Mahfud santai dan tak kerja, Mahfud membantahnya. Kata dia, selama PPKM Darurat, ia tetal bekerja seperti biasa, memimpin sejumlah rapat. Bahkan sebagian rapat baru kelar sampai pukul 10 malam.

Terakhir, katanya, ia memimpin rapat lintas kementerian/lembaga membahas strategi media dan pengamanan G20 Presidency yang akan berlangsung 2022 mendatang. “Ini kan masih ada Covid-19. Jadi mulai dibahas sekarang segala skenarionya,” katanya.

Tidak semua menyerang Mahfud, ada juga yang membelanya. Misalnya, Wakil Ketua Komisi II DPR Fraksi PKB, Luqman Hakim. Ia malah mengritik pihak-pihak yang menyerang Mahfud. Kata dia, Mahfud tak salah menonton sinetron itu. Karena, dia nontonnya juga di malam hari.

“Nah, kalau Pak Mahfud nongkrong di kafe ketika PPKM Darurat masih berlaku sekarang ini, tentu masalah besar,” kata Luqman.

Menurut dia, Mahfud memberikan contoh baik. Lantaran sedang tidak ada kegiatan akibat pandemi bisa mencari hiburan sebagai ikhtiar meningkatkan imunitas. Bahkan, Mahfud malah berbagi pengetahuan hukum yang bermanfaat bagi banyak orang. Serta meluruskan substansi hukum yang kurang tepat di dalam sinetron yang ditonton banyak pemirsa itu. “Jadi tidak usah lebay-lah!,” ujarnya.

Direktur Eksekutif Lingkar Madani, Ray Rangkuti mengangkat topi dengan sikap terbuka yang disampaikan Mahfud. Hanya saja, kata dia, Mahfud harus menyadari cuitan soal sinetron tersebut telah menimbulkan kesan negatif.

Soalnya, kesan yang muncul pertama adalah santai, padahal sedang dalam kondisi sangat darurat.

Ray mengatakan, masih banyak waktu yang bisa dipergunakan seorang Menko Polhukam ketimbang menonton sinetron.

(wte)

Komentar