Jadi potret atau wajah hukum di Indonesia dinilai seolah-olah hanya milik penguasa, kalau mencerna pada pernyataan Surya Paloh itu jadi benar adanya.
Itulah sesungguhnya yang terjadi dan bukan lagi seolah-olah tapi nyata adanya.
Perkataan demikian cocok disampaikan oleh pengamat, akademisi dan rakyat yang tidak berpunya. Karena mereka tidak tahu ataupun tidak punya kekuatan atau kekuasaan, kritik Silaen lagi.
Elite- elite dan pemangku kebijakan publik jangan hanya melontarkan pernyataan kepada publik yang tak menjawab pergumulan rakyat banyak, ini dalam rangka kritik membangun terhadap yang disampaikan Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (NasDem) saat merespons realitas hukum yang terjadi di tengah masyarakat saat ini, tutur Silaen.
Kalau sudah tidak mampu melakukan perbaikan dari dalam maka lebih baik tinggalkan singgasana kekuasaannya lalu bergabung dengan rakyat kecil. Sama- sama berjuang dan sama- sama menikmati hasilnya. Bukan hanya dinikmati oleh segelintir orang atau kelompok tertentu saja, “ungkap aktivis organisasi kemasyarakatan pemuda (OKP) itu.
Rakyat harus bersatu- padu untuk menenggelamkan elite atau penguasa yang hanya jadi benalu penikmat keringat rakyat Indonesia.
Selama rakyat Indonesia tidak bersatu maka jangan harap perbaikan negara ini akan menjadi lebih baik, itu hanya isapan jempol belaka, “tandas Silaen.
Komentar