Selanjutnya Dr Bambang Noorsena S.H M.A dalam Seminar Kebangsaan Ini menyatakan bahwa dalam menjelang tahun politik kita yang beragama hendaknya tidak memberikan kontribusi buruk dalam perjalanan berbangsa dan bernegara, hal hal seperti eksploitasi kisah perpindahan agama tidak membawa manfaat bagi perkembangan Masyarakat. Narasi narasi bernuansa Negatif tentang keberagamaan membuat suasana beragama dan beribadah jauh dari kedamaian serta membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa, karenanya kita sebagai masyarakat yang beragama hendaknya tidak terjebak dalam kondisi tersebut yang membuat persatuan dan kesatuan bangsa terancam.
Keberagaman dan sinergi antar agama yang berbeda sudah sejak dahulu dibuktikan dengan pembangunan Candi Borobudur yang merupakan monumen rekonsiliasi antara Budha dan Hindu jadi hendaknya kita senantiasa dapat melestarikan dan menjaga persatuan dan persatuan tersebut. Sunan Ampel yang menyebarkan Islam saat hindu berkuasa tidak mengedepankan konfrontasi dan dapat membawa keislaman dengan jalur damai, beliau sebagai minoritas saat itu tidak dengan mudah terprovokasi oleh perbedaan perbedaan yang ada namun menjadikan hal tersebut sebagai kekuatan dalam upaya menyebarkan agama Islam di Nusantara hendaknya bukti bukti penghormatan atas keberagaman tersebut senantiasa dapat terjaga dalam kehidupan masyarakat Indonesia saat ini khususnya dalam menghadapi pemilu 2024, hendaknya kita semua dapat memilih mereka yang membawa damai, mereka yang senantiasa menjaga persatuan dan kesatuan berdasarkan Pancasila.
Sejalan dengan Pernyataan Bung Karno yang menyatakan Implemenyasi Ketuhanan Yang Maha Esa adalah ketuhanan yang berkebudayaan hendaknya kita sebagai manusia dan mahluk Tuhan yang beragama, hendaknya kita beragama dengan berbudaya dan beradab dengan tidak menyerang mereka yang beragama lain dan senantiasa berusaha menjaga persatuan dan bersinergi dalam upaya meraih kebaikan. Kita yang dahulu sudah mencetuskan Bhineka Tunggal Ika saat Dunia Barat masih terlibat perang Salib hendaknya mengetahui dan menjaga nilai berkehidupan Kita dengan senantiasa menjaga persatuan dan berbagi kebaikan, hingga kita tidak berakhir menjadi negara gagal seperti syria.
Staff Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Antonius Benny Susetyo Menyatakan apresiasi sebesar besarnya kepada Sekolah Tinggi Pawiyatan agung Pancasila citta Karena secara aktif menggaungkan nilai nilai Pancasila dengan Bersama dan bersinergi dengan berbagai Unsur dalam masyarakat Sekolah Tinggi Pawiyatan Pancasilacitta mampu senantiasa melakukan Pembumian Pancasila dan melestarikan nilai nilai Luhur yang dicetuskan oleh Bapak Bangsa Soekarno kepada segenap lapisan Masyarakat. Lebih Lanjut Staff Khusus ketua Dewan Pengarah yang dikepalai oleh Profesor Yudian Wahyudi itu menyatakan Bahwa nilai nilai Pancasila digali oleh para founding Fathers dari budaya dan nilai nilai yang berkembang dalam kehidupan para Nenek Moyang nilai nilai tersebut merupakan kristalisasi dari nilai nilai yang hidup dalam kehidupan bangsa Indonesia yang tidak mengenal egoisme serta mampu dan mau menerima perbedaan dimana berbagai identitas hidup berdampingan dan menghormati perbedaan dan selalu menjaga kedamaian dimanapun kita berada.
Pada era digital manusia menjadi satu dimensi dan tidak kritis hingga tehnologi menjadi alat penghancur kemanusiaan melalui egoisme, eksklusifisme dan ekstrimisme yang memenuhi ruang publik hingga persatuan dan kesatuan menjadi terancam.
Hal ini terbukti dari survey terbaru setara Institute kepada Siswa SMU yang menyatakan 83,3 persen responden menyatakan bahwa Pancasila bukanlah Ideologi Permanen dan dapat diganti, dan 35 Persen responden menyatakan bahwa kekerasan atas nama agama adalah tindakan yang dibenarkan. Karenanya kita sebagai Bangsa Indonesia harus selalu dapat menjadikan Pancasila sebagai ideologi dan kekuatan kita dengan menjadikan Pancasila sebagai living dan working ideologi sebagai dasar berkehidupan, bermasyarakat serta berbangsa dan negara
Komentar