Minsel Tersimpan Banyak Potensi Wisata, Ini Salah Satu yang Dapat Menarik Wisatawan

JurnalPatroliNews – Minsel – Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel) ternyata menyimpan banyak potensi wisata sehingga diperkirakan dapat menarik minat wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.

Salah satunya dengan potensi wisata sejarah yaitu objek-objek peninggalan purbakala seperti Lesung Batu purba yang terletak di perkebunan Makakilu Desa Ongkaw Satu, Kecamatan Sinonsayang.

Objek wisata purbakala ini dapat ditempuh sekitar satu jam dari Amurang yang dilanjutkan dengan perjalanan menanjak mendaki bukit yang memakan waktu sekira 30 menit dengan tranportasi mobil kebun yang disebut rambo.

Dijelaskan pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata Minsel James Tombokan, pihaknya saat ini sementara berupaya mengembangkan objek wisata seperti lesung batu itu agar dapat dikenal dan dapat mengundang wisatawan.

“Ada banyak memang artefak-artefak peninggalan sejarah orang Minahasa zaman purba, salah satunya ya lesung atau lisung batu di Ongkaw. Kita dalam upaya untuk mengembangkan objek wisata seperti ini agar menarik minat wisatawan,” ungkapnya,

Dijelaskannya juga Lesung Batu merupakan suatu peninggalan sejarah orang Minahasa zaman purba.

“Artefak ini dibuat dari batu jenis sedimen dan di bagian tengahnya dibuat lubang dan digunakan sesuai fungsinya. Adapun fungsi dari artefak ini adalah sebagai fungsi asli yaitu digunakan untuk keperluan pertanian atau kegiatan keseharian. Kemudian fungsi yang kedua adalah fungsi sakral yaitu digunakan untuk kegiatan-kegiatan adat istiadat yang ada dan berlaku di masyarakat pada umumnya di masa itu,” jelas Tombokan.

Menurut penduduk setempat, menyebut lesung batu itu dengan istilah ‘batu lisung’.

“Tinggi lesung batu situs Makakilu ini yang dapat terukur dari permukaan tanah adalah 100 cm. Air yang berada di dalam lesung batu ini tidak perna kering walupun musim panas berkepanjangan. Untuk itu kita berharap pandemi Covid-19 bisa segera berakhir supaya wisata di Minsel bisa digalakan kembali,” pungkasnya.

Komentar