Putin Restui Strategi Baru Demi Kembalikan Kejayaan Laut Rusia

JurnalPatroliNews – Presiden Rusia Vladimir Putin secara resmi telah mengesahkan strategi jangka panjang untuk memperkuat dan memodernisasi Angkatan Laut Rusia hingga tahun 2050. Kebijakan ini diambil sebagai respons terhadap dinamika global yang semakin tidak menentu serta dampak lanjutan dari konflik berkepanjangan di Ukraina.

Nikolai Patrushev, penasihat Kremlin sekaligus mantan petinggi KGB, mengungkapkan hal tersebut dalam wawancara khusus dengan media Argumenti i Fakti, Senin (9/6/2025). Ia menjelaskan bahwa dokumen strategi bertajuk “Strategi Pengembangan Angkatan Laut Rusia 2050” telah disetujui Putin sejak akhir Mei lalu.

“Secara bertahap, Rusia mulai kembali pada posisinya sebagai kekuatan maritim global,” kata Patrushev dalam pernyataannya.

Ia menambahkan, strategi ini dirancang untuk menghadapi tantangan yang terus berubah di perairan internasional. Tanpa arah jangka panjang dan pemahaman mendalam tentang perubahan situasi laut, menurut Patrushev, mustahil bagi Rusia membangun kekuatan laut yang relevan dengan masa depan.

Meski isi lengkap dokumen tersebut belum dipublikasikan, arah kebijakan yang dibocorkan mengindikasikan fokus utama pada peningkatan daya tempur dan modernisasi armada laut. Langkah ini turut diperkuat oleh kenaikan anggaran militer Rusia yang kini setara dengan tingkat pembelanjaan era Perang Dingin—jika dihitung berdasarkan persentase terhadap produk domestik bruto (PDB).

Di kancah militer global, kekuatan Angkatan Laut Rusia saat ini berada di posisi ketiga, di bawah Amerika Serikat dan Tiongkok. Namun, serangkaian kerugian selama konflik Ukraina, termasuk tenggelamnya beberapa kapal penting, telah menjadi pukulan besar bagi kekuatan maritim negeri Beruang Merah.

Berdasarkan data terbuka, Rusia memiliki 79 kapal selam 14 di antaranya adalah kapal selam nuklir berkemampuan rudal balistik dan 222 kapal perang permukaan. Armada utamanya, Armada Utara, bermarkas di Severomorsk, dekat Laut Barents lokasi strategis di wilayah Kutub Utara.

Sebagai perbandingan, laporan Departemen Pertahanan Amerika Serikat tahun 2021 menyebut Tiongkok sebagai negara dengan armada laut terbesar dunia, yang diprediksi memiliki hingga 460 kapal perang pada 2030 mendatang.

Dengan strategi yang telah disahkan, Rusia memperjelas ambisinya untuk kembali menjadi kekuatan dominan di lautan. Langkah ini mencerminkan pergeseran kebijakan strategis Moskow yang semakin berorientasi pada supremasi maritim di era global baru.

Komentar