JurnalPatroliNews – Jakarta – Upaya mengurangi prevalensi perokok aktif di Indonesia bisa diperkuat dengan menerapkan pendekatan Tobacco Harm Reduction (THR), atau strategi pengurangan risiko akibat konsumsi tembakau. Metode ini dinilai relevan untuk menjawab tantangan dalam membantu perokok aktif beralih ke produk yang lebih rendah risiko.
Sebagai contoh keberhasilan, Swedia tercatat sebagai negara pertama di dunia yang hampir bebas asap rokok, dengan jumlah perokok di bawah lima persen, berkat penerapan THR secara konsisten.
Ahli kesehatan masyarakat, Arifandi Sanjaya, menilai pendekatan THR sangat berpotensi diterapkan di Indonesia. Ia mengamati bahwa masyarakat yang mendapatkan edukasi – baik dari sisi ilmiah maupun ekonomi – lebih termotivasi untuk meninggalkan rokok konvensional.
“Kalau dilihat dari tren di Indonesia, penerapan THR cukup menjanjikan, terutama di kalangan yang paham manfaatnya. Saya kira perlu dibentuk unit khusus yang menangani strategi harm reduction secara menyeluruh,” ujar Arifandi, Jumat, 13 Juni 2025.
Komentar